The Journal of Hospital Accreditation (JHA)
Vol 3 No 01 (2021): Pembelajaran dari Kegiatan Akreditasi dan Peningkatan Mutu

Pelaksanaan Sistem Code Blue di RSA UGM dan Dampaknya Terhadap Pembiayaan

Ratna Dewi Puspita (RS Akademik UGM)
Agit Seno Adisetiadi (RS Akademik UGM)
Purwadi Sujalmo (RS Akademik UGM)
Renni Pusposari (RS Akademik UGM)



Article Info

Publish Date
04 Feb 2021

Abstract

Latar Belakang: Code blue adalah sistem manajemen darurat yang dibentuk untuk kasus-kasus yang membutuhkan intervensi medis darurat, baik itu pasien, kerabat/keluarga pasien, maupun staf rumah sakit. Selama ini belum ada evaluasi pelaksanaan panggilan code blue terhadap outcome pasien (survival rate) dan pembiayaan pasien di Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada (RSA UGM).Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan code blue di RSA UGM terhadap outcome pasien yang mendapat pelayanan tersebut serta efisiensi pembiayaan rumah sakit dengan ketepatan pelaksanaan sistem code blue.Metode: Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif. Peneliti mengambil data dengan metode total sampling. Data diperoleh dari lembar code blue dan rekam medis pasien yang memperoleh tindakan code blue pada periode Januari–Desember 2018. Data dikumpulkan, ditelaah, dan disajikan dalam bentuk tabel sebagai gambaran pelaksaanaan sistem code blue. Peneliti melakukan simulasi diagnosis (diagnosis penelitian) dengan melengkapi diagnosis cardiac arrest dan respiratory arrest ke dalam sistem Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan secara offline. Hasil simulasi kemudian dibandingkan antara klaim BPJS Kesehatan yang sudah ada.Hasil: Dari total 86 pasien yang dilakukan panggilan code blue di RSA UGM, diperoleh 36% pasien mampu dicegah kegawatannya dan dikembalikan sirkulasi darahnya, hal ini melebihi konsensus American Heart Assosiation (AHA) sebesar 18%. Dari data diperoleh bahwa dari pasien yang mendapatkan pelayanan tim code blue, didapatkan bahwa 100% pasien tidak tertulis diagnosis cardiac arrest (I46.9) atau respiratory arrest (R09.2) sebagai landasan diagnosis diaktifkannya tim code blue. Terdapat efisiensi klaim pembiayaan pada beberapa pasien yang mengalami perbaikan setelah dilakukan simulasi diagnosis dengan ditambahkan diagnosis cardiac arrest (I46.9) dan atau respiratory arrest (R09.2).Kesimpulan: Tim code blue RSA UGM mampu mencegah kegawatan dan mampu mengembalikan sirkulasi darah pasien secara spontan sudah melebihi konsensus AHA. Kesuksesan penanganan tim code blue dalam menangani pasien henti jantung dan henti nafas mampu meningkatkan efektifitas pembiayaan terutama pasien dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan disertai kelengkapan rekam medis sesuai dengan diagnosis.

Copyrights © 2021






Journal Info

Abbrev

JHA

Publisher

Subject

Dentistry Health Professions Medicine & Pharmacology Nursing Public Health

Description

Jurnal ini diperuntukan untuk sosialisasi artikel ilmiah terkait dengan pengembangan, penerapan dan evaluasi sistem akreditasi rumah sakit, termasuk didalamnya artikel ilmiah tentang regulasi akreditasi, standar akreditasi, manajemen lembaga akreditasi, surveior akreditasi, dan berbagai hal lain ...