Kereta api dalam menjalankan fungsinya sebagai sarana teransportasi bergerak dari suatu tempat ketempat lainnya berjalan di atas jalan rel. Pada teknologi konvensional berupa teknologi dua rel sejajar, jalan rel berbentuk dari dua batang rel baja diletakkan di atas balok-balok melintang. Balok-balok melintang disebut bantalan. Dengan susunan dan tambatan yang demikian maka susunan dan struktur rel-bantalan-penambat rel menjadi suatu rangka yang kokoh.Untuk menjamin keamanan terhadap bahaya “keluar rel” sudut bidang kontak B minimal tidak boleh kurang dari 60o. Hal ini dipakai sebagai dasar untuk menentukan norma-norma pembatasan aus rel dengan “Faktor keamanan keluar rel” adalah angka perbandingan antara “U” dan “V”, yang disingkat dengan huruf “n”Harga “n” , yaitu menunjukan harga “faktor keamanan keluar rel ” Harga H/Q, yaitu angka perbandingan antara gaya arah “horizontal” (H) dan besarnya tekanan roda (Q). Bahwa aus yang berlebihan dan perubahan bentuk pada batang rel itu desebabkan oleh terjadinya slip di tempat dalam tempo yang cukup lama, biasanya terjadi slip di tempat sehingga kereta tidak bias bergerak maju disebabkan karena pembebanan berat rangkaian kereta api yang melampaui batas keausan dari rel tersebut.Jadi pada analisa ini dapat dilakukan perhitungan atau mengetahui jalan rel licin (jalan basah ), pada saat kereta api berjalan pada kecepatan tinggi atau kecepatan rendah. Hal ini dapat ditentukan oleh fmax, dari perhitungan dan melalui grafik maka diambil fmax = 0.25 dengan “n” = 2.
Copyrights © 2021