Tulisan ini akan mengkaji pola kepemimpinan birokrasi di kabupaten situbondo. Fokus kajiannya adalah pola komunikasi politik yang digunakan oleh kepala daerah situbondo selama dua periode. Ketertarikan akademik yang mendasari tulisan ini adalah : pertama, menjadikan ritualitas agama sebagai modal utama dan motivasi awal dalam merealisasikan program kerja. Kedua, menjadikan agama sebagai pusat perhatian birokrasi dan masyarakat daerah. Berdasar pada ketertarikan tersebut, pertanyaan penelitiannya adalah bagaimana kepala daerah situbondo mengkomunikasikan pesan birokrasi melalui media sholawat dan sholat berjamaah. Melalui pertanyaan tersebut, menghasilkan beberapa jawaban atau hasil penelitian: pertama, pola komunikasi politik atau kebijakan yang di gunakan oleh kepala daerah situbondo lebih bersifat teo-antroposentris. Kedua, menjadikan sholawat dan sholat sebagai media sosialisasi pesan pemerintah dan penguat militansi birokrasi. Ketiga, menjadikan sholawat dan sholat berjamaah sebagai media pengentasan kemiskinan dan peningkatan ekonomi kerakyatan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2021