Abstrak Usia 0-24 bulan merupakan masa kritis dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, karena dimasa inilah periode tumbuh kembang anak yang paling optimal baik untuk intelegensi maupun fisiknya. Sebanyak 49 bayi di kecamatan Jelbuk didapatkan 8,1% stunting dan 14,2% pendek; 8,16% tidak memberikan ASI eksklusif, usia pemberian MP-ASI sesuai usia sebanyak 6,12% dan 12,2% tidak sesuai jenisnya. Praktik pemberian makan yang tidak benar (inappropriate feeding practices) merupakan penyebab utama awal terjadinya malnutrisi pada bayi dan batita. Soetjiningsih menyatakan bahwa faktor eksternal seperti pola asuh orangtua, asupan gizi (pemberian, frekuensi dan durasi pemberian MP-ASI), stimulasi dan sosial ekonomi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan bayi. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisa hubungan praktik pemberian MP-ASI dengan status gizi anak usia 6-24 bulan. Penelitian ini termasuk penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi yang digunakan adalah seluruh ibu yang memiliki bayi berusia 6-12 bulan di desa Suko Jember, Kecamatan Jelbuk kabupaten Jember, dengan teknik consecutive sampling sehingga jumlah sampel pada penelitian ini adalah 23 responden. Peneliti melakukan intervensi berupa penentuan status gizi berdasarkan Berat Badan dan Tinggi Badan anak serta wawancara penilaian praktik pemberian MP-ASI. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara praktik pemberian MP-ASI dengan status gizi pada anak usia 6-24 bulan di Desa Sukojember Kecamatan Jelbuk tahun 2020. Sehingga saran yang bisa diberikan adalah penyuluhan kepada orang terdekat ibu untuk memberikan informasi seputar praktik pemberian asi eksklusif dan MP-ASI dan melakukan pendekatan dan penyuluhan kepada tokoh agama dan masyarakat tentang dampak budaya pemebrian MP-ASI dini.
Copyrights © 2021