Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop Radiasi
Vol 17, No 1 (2021): Juni 2021

Short Communication : Studi Awal Efek Perlindungan Benalu Kakao (Dendrophthoe pentandra (L.) Miq.) terhadap Kerusakan Limfosit Akibat Radiasi Gamma: Analisis Sitogenetik

Teja Kisnanto (Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi, BATAN)
S. Y. Rosida (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya)
R. Bintang S. P (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya)
Suryadi Suryadi (Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi, BATAN)
Mukh Syaifudin (Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi, BATAN)
A. Mara (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya)
Salni Salni (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya)
M. Lubis (Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi, BATAN)
S. Nurhayati (Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi, BATAN)
Sofi Purnami (Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi, BATAN)



Article Info

Publish Date
28 Jun 2021

Abstract

Efek paparan radiasi gamma terhadap pekerja radiasi dapat menghasilkan Reactive Oxygen Species (ROS) dan radikal bebas yang menyebabkan kerusakan biologis pada sel normal, terutama DNA dan kromosom. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat mencegah terjadinya reaksi berantai radikal bebas, yaitu dengan sifatnya yang mudah teroksidasi. Beberapa tanaman telah terbukti memiliki senyawa antioksidan, salah satunya adalah benalu kakao (Dendrophthoe pentandra (L.) Miq.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak benalu kakao (EBK) dalam melindungi sel limfosit akibat radiasi gamma. Sampel darah diperoleh dari seorang responden laki-laki sehat, yang dibagi ke dalam enam perlakuan, yaitu tanpa radiasi (0 Gy); EBK; radiasi 1,5 Gy; EBK + 1,5 Gy; radiasi 3 Gy; dan EBK + 3 Gy. Kemudian dilakukan pengkulturan sel darah limfosit, pemanenan, pewarnaan dan pengamatan preparat. Frekuensi aberasi kromosom (ABK) disentrik dan fragmen dievaluasi setiap 100 sel, sedangkan frekuensi mikronuklei (MN), nuclear buds (NBUDs), dan 8-shaped dievaluasi setiap 1000 sel. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa frekuensi ABK disentrik, MN, NBUDs, dan 8-shaped pada perlakuan dengan EBK lebih kecil dibandingkan tanpa EBK. Akan tetapi, frekuensi fragmen pada perlakuan dengan EBK lebih besar dibandingkan tanpa EBK, baik pada 1,5 Gy maupun 3 Gy. Kesimpulan dari penelitian ini adalah EBK memiliki potensi dalam melindungi sel limfosit terhadap kerusakan akibat radiasi gamma.

Copyrights © 2021