EDUTECH: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial
Vol 7, No 2 (2021): EduTech: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial

Eksplorasi Cerita Nampeken Tulan-Tulan Dalam Suku Karo

Sri Dinanta Beru Ginting (Universitas Prima Indonesia, Medan, Indonesia)
Jenni Kristina Sipayung (Universitas Prima Indonesia, Medan, Indonesia)
Lisa Lorensia Br Barus (Universitas Prima Indonesia, Medan, Indonesia)
Esra Perangin-Angin (Universitas Prima Indonesia, Medan, Indonesia)



Article Info

Publish Date
16 Jun 2021

Abstract

Dewasa ini semakin banyak kaum muda maupun keluarga – keluarga muda,baik yang tinggal ditanah karo (Kabanjahe sekitarnya) maupun yang tingal di luar Tanah karo berlahan–lahan melupakan sebuah kearifan lokal yang dimiliki oleh nenek moyangnya yakni tradisi nampeken tulan-tulan. Situasi ini sungguh-sungguh memprihatinkan apalagi sampai melupakan kekayaaan budaya yang melekat pada diri orang karo. Oleh karena itu, peneliti membuat artikel ini agar melenial mengetahui kembali nilai-nilai pada budaya karo.Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Desa Sukanalu, Kecamatan Barus Jahe, Kab. Karo Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2019-Maret 2020.  Berdasarkan sumber  data jnis  penelitian yag digunakan adalah jenis penelitian kualitatif  yang menggambarkan  objektif penelitian, dan penelitian yang langsung ke lapangan, dan hasilnya juga sesuai fakta dan sebagai mana adanya.Dalam hubungannya dengan sartra, sastra dibagi menjadi dua bagian yakni sastra lisan dan tulisan. Sastra lisa merupakan sebuah bentuk ujaran atau lisan. Satra ini lahir dari masyarakat yang polos dan bersifat tradisional. Dengan kata lain, satra lisan ini disampaikan dari generasi kegenarasi berikutnya. Sedangkan sastra tulisan adalah sastra yang menggunakan media tulisan atau literal.  Sastra tulisan ini dianggap sebagai ciri sastra modern karena bahasa tulisan dianggap sebagai refleksi pearadaban masyarakat yang lebih maju. Dalam artikel ini, penulis akan membahas salah satu sastra lisan yang ada pada budaya Karo yakni Nampaken tulan-tulan.Nampaken tulan tulan (memindahkan tulang belulang leluhur yang sudah meninggal) ke tempat yang lebih pantas yakni tugu atau monumen (bhs. Karo: geriten). Nilai inilah yang ingin diangkat oleh penulis agar generasi muda zaman sekarng tidak melupakan salah satu kearifan lokal yang diwariskan oleh nenek moyang zaman dulu. Tujuannya adalah untuk menggali nilai-nilai dan makna yang terdapat pada tradisi Nampaken tulan-tulan ini.

Copyrights © 2021