Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi feses lembek atau cair, bahkan bisa berupa air saja selama 3 kali atau lebih dalam sehari. Diare adalah penyebab utama kedua kematian pada anak-anak dibawah lima tahun dengan jumlah 760.000 keatian setiap tahunnya. Di negara berkembang seperti di Indonesia, diare merupakan penyakit potensial KLB yang disertai dengan kematian. Pengobatan diare dapat dilakukan dengan pemberian berbagai macam obat salah satunya adalah pemberian obat kombinasi berupa oralit, zink, serta antibiotik yang diharapkan dapat mempercepat penyembuhan diare itu sendiri. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan terapi kombinasi terhadap waktu peyembuhan diare. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode penelitian observasional yang bersifat analitik, degan survei cross sectional atau potong lintang. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 pasien balita yang menerima terapi kombinasi dan 30 pasien yang tidak menerima terapi kombinasi dengann usia 12 – 60 bulan. Hasil yang didapat kemudian dianalisa menggunakan uji Mann-Whitney sehingga didapatkan hasil tidak ada hubungann bermakna yang ditunjukka dengan nilai p =  0,139  (> 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian terapi kombinasi pada balita penferita diare kurang efektif dibanding dengan penggunaan terapi tunggal. 
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2016