Diare adalah buang air besar (BAB) dengan konsistensi feces lebih cair dengan frekuensi lebih dari tiga kali sehari, kecuali pada neonatus (bayi < 1 bulan) yang mendapatkan ASI biasanya buang air besar dengan frekuensi lebih sering (5-6 kali sehari) dengan konsistensi baik dianggap normal. Pada beberapa kasus penggunaan rehidrasi oral kurang berpengaruh terhadap pengobatan diare, sehingga diperlukan terapi tambahan. Efek ekstrak etanol daun kelor sebagai antidiare yaitu dengan pemberian dosis 36,4 mg/20 g BB. Kemuning juga mengandung senyawa kimia yang merupakan metabolit sekunder seperti minyak atsiri, alkaloid, flavoniod, saponin, damar dan tannin yang juga memiliki efek sebagai antidiare. Dosis kemuning sebagai antidiare adalah 20 mg/20 gBB, pada penelitian ini daun kelor dan daun kemuning dibuat menjadi kombinasi dengan perbandingan konsentrasi yaitu 1:1, 1:2, 2:1. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa konsentrasi KLKM 2:1 dengan dosis 92,8 mg/20 g BB memiliki hasil yang paling baik sebagai antidiare dengan nilai p< 0,05 dan tidak berbeda bermakna dengan kelompok kontrol positif yaitu loperamide, dengan metode proteksi yaitu melihat waktu awal terjadi diare, konsentrasi feces, frekwensi diare, lama terjadi diare, hal tersebut dikaitkan dengan kandungan senyawa pada daun kelor dan daun kemuning yaitu flavonoid, tannin dan alkaloid yang memiliki efek sebagai antidiare. Kata kunci : daun kelor, daun kemuning, antidiare, mencit, oleum ricini
Copyrights © 2021