Sulitnya penanganan virus corona membuat banyak pemimpin Negara menentukan langkah-langkah dalam menghentikan penyebarannya, bahkan harus menentukan kebijakan yang sangat sulit, salah satu kebijakan yang sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan yaitu pembatasan interaksi sosial, pembatasan ini tentu akan berpengaruh terutama dibidang pendidikan, sebab demi menghentikan penyebaran corona ini semua mahasiswa dan dosennya belajar dari rumah, adanya perubahan cara belajar mengajar dari tatap muka atau luring (luar jaringan) menjadi daring (dalam jaringan) membutuhkan kesiapan dari semua unsur, Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar efektivitas pembelajaran secara daring dimasa pandemi covid 19 bagi mahasiswa STKIP Ahlussunnah Bukittinggi. Penelitian ini menggunakan model Kuantitatif dengan metode survei. Responden dari penelitian ini berjumlah 126 mahasiswa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 89% mahasiswa menginginkan pembelajaran secara tatap muka, sedangkan hanya 9% saja mahasiswa yang menginginkan pembelajaran daring, sedangkan 2 % menginginkan daring selamanya, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring dilihat dari efektivitas, pembelajaran daring belum mampu membuat tujuan pembelajaran tercapai. Ketidaksiapan mahasiswa dan dosen baik dari sisi kemampuan menggunakan teknologi maupun ketersediaan sarana pembelajaran yang memadai, koneksi jaringan internet yang buruk di tempat tinggal, biaya, dan belum mampunya mahasiswa serta dosen beradaptasi dengan metode pembelajaran yang baru untuk dapat meghadirkan kondisi kelas yang kondusif secara virtual menjadi faktor yang membuat pembelajaran daring belum efektif dilaksanakan.
Copyrights © 2021