Latar belakang penelitian ini adalah Program pemerintah Indonesia untuk kesejahteraan rakyat cukup banyak, diantaranya: Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM—Mandiri), Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Anggaran Dana Desa (ADD), dan sebagainya. Dengan adanya program pemerintah tersebut tidak terlepas dari peranan masyarakat sebagai aktor dari program LEM—Sejahtera tesebut.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika dan impilikasinya terhadap program LEM Sejahtra di Desa Sangia Tiworo, Kecamatan Tiworo Selatan, Kabupaten Muna Barat. Teori yang digunakan adalah pemikiran Marvin Harris tentang materialisme budaya dengan metode etnografi melalui data kulitatif.Hasil penelitian:1) adanya bantuan program LEM Sejahtera dapat meningkatkan kapasitas, keterampilan dan manajemen keuangan, menambah modal, dan meningkatkan pendapatan petani. 2). Minimnya monitoring dan evaluasi dari penyelenggara berimplikasi pada timbulnya diskriminasi antara pengelola lokal terhadap peserta sehingga terjadi rasa iri yang berakibat pada macetnya bantuan dan menurunnya pendapat petani. Kesimpulan: Proyek pemerintahhanya mengutamakan tertib administrasi tanpa monitoring dan evaluasi yang berkelanjutan, berimplikasi pada macetnya proyek, menimbulkan konflik antar petani. Sebaiknya proyek tap down harus diikuti dengan monitoring dan evaluasi berkelanjutan hingga proyek berjalan dengan baik di lapangan. Kata Kunci: dinamika, implikasi, peserta lem sejahtera
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2017