Konflik bernuansa suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) pernah terjadi di Indonesia. Salah satu penyebab konflik ini adalah pertentangan antara kelompok agama mayoritas dan minoritas. Masyarakat Bali yang mayoritas beragama Hindu menghargai keberagaman dan toleransi antara umat beragama. Toleransi ini terlihat pada keberadaan kawasan Puja Mandala di Nusa Dua, Provinsi Bali yang memiliki lima tempat ibadah yang saling berdampingan. Masalah yang dikaji pada artikel ini adalah bagaimana cara pemanfaatan kawasan Puja Mandala sebagai model toleransi di Provinsi Bali? Penelitian ini dianalisis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kajian budaya serta dikaji menggunakan teori praktik sosial. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Kawasan Puja Mandala memiliki 5 tempat ibadah yang saling berdampingan, yaitu Masjid, Gereja Katolik, Vihara, Gereja Kristen, dan Pura; (2) Umat beragama hidup harmonis dan saling membantu dalam kegiatan keagamaan; dan (3) Kawasan Puja Mandala menjadi destinasi wisata spiritual. Sikap toleransi merupakan modal sosial dalam mempersatukan masyarakat Indonesia. Kawasan Puja Mandala menjadi model toleransi bagi umat beragama di Bali, Indonesia, dan bahkan dunia.
Copyrights © 2019