Catharanthus roseous (L).G.Don merupakan tanaman yang dapat dijadikan tanaman hias dan tanaman obat. Saat ini C. roseous mulai diperbanyak melalui teknik kultur jaringan secara langsung maupun tak langsung, melalui jalur organogenesis dan embriogenesis somatik. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengamati anatomi kalus C. roseous yang sedang bermorfogenesis. Daun C. roseous dengan urutan daun pertama sampai ketiga digunakan sebagai eksplan dan ditanam pada medium Murashige dan Skoog dengan penambahan zat pengatur tumbuh berupa 2,4–D dengan konsentrasi 10-5 M dan kinetin 10-6 M untuk menginduksi terbentuknya kalus. Setelah berusia 2 bulan, kalus hasil induksi disubkultur pada medium MS dengan penambahan NAA dan kinetin masing-masing 2.10-5 M dan 5.10-5 M. Selanjutnya dilakukan pengamatan morfologi dan anatomi terhadap kalus hasil subkultur yang berumur 0,24, 28, 32 dan 36 hari. Pengamatan anatomi dilakukan dengan metode paraffin. Pada pengamatan morfologi diketahui bahwa tunas terbentuk pada hari ke 28 subkultur, diawali dengan pembentukan nodul berwarna hijau. Nodul berwarna putih yang kemungkinan merupakan sel embriogenik juga ditemukan pada kalus dengan usia subkultur 36 hari. Pada pengamatan anatomi diketahui bahwa jaringan kalus tidak homogen, terdiri dari sel meristematis, sel parenkim dan ditemukan pula elemen trakheal. Pembentukan tunas diawali oleh pembelahan sel pada area meristematik yang membentuk meristemoid dan kemudian berkembang menjadi kubah meristem yang dapat membentuk primordial daun. Hasil penelitian menunjukkan pembentukan embriogenesis somatik yang ditunjukan dengan ditemukannya massa sel yang menyerupai fase globular, massa sel fase jantung, dan tahap kotiledon.
Copyrights © 2004