Linda Yuniarti
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANATOMI KALUS DARI EKSPLAN DAUN Catharanthus roseous (L). G. Don (TAPAK DARA) Purwianingsih, Widi; Yuniarti, Linda
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 5, No 1 (2004): JPMIPA: Volume 5, Issue 1, 2004
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v5i1.35649

Abstract

Catharanthus roseous (L).G.Don merupakan tanaman yang dapat dijadikan tanaman hias dan tanaman obat. Saat ini C. roseous mulai diperbanyak melalui teknik kultur jaringan secara langsung maupun tak langsung, melalui jalur organogenesis dan embriogenesis somatik. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengamati anatomi kalus C. roseous yang sedang bermorfogenesis. Daun C. roseous dengan urutan daun pertama sampai ketiga digunakan sebagai eksplan dan ditanam pada medium Murashige dan Skoog dengan penambahan zat pengatur tumbuh berupa 2,4–D dengan konsentrasi 10-5 M dan kinetin 10-6 M untuk menginduksi terbentuknya kalus. Setelah berusia 2 bulan, kalus hasil induksi disubkultur pada medium MS dengan penambahan NAA dan kinetin masing-masing 2.10-5 M dan 5.10-5 M. Selanjutnya dilakukan pengamatan morfologi dan anatomi terhadap kalus hasil subkultur yang berumur 0,24, 28, 32 dan 36 hari. Pengamatan anatomi dilakukan dengan metode paraffin. Pada pengamatan morfologi diketahui bahwa tunas terbentuk pada hari ke 28 subkultur, diawali dengan pembentukan nodul berwarna hijau. Nodul berwarna putih yang kemungkinan merupakan sel embriogenik juga ditemukan pada kalus dengan usia subkultur 36 hari. Pada pengamatan anatomi diketahui bahwa jaringan kalus tidak homogen, terdiri dari sel meristematis, sel parenkim dan ditemukan pula elemen trakheal. Pembentukan tunas diawali oleh pembelahan sel pada area meristematik yang membentuk meristemoid dan kemudian berkembang menjadi kubah meristem yang dapat membentuk primordial daun. Hasil penelitian menunjukkan pembentukan embriogenesis somatik yang ditunjukan dengan ditemukannya massa sel yang menyerupai fase globular, massa sel fase jantung, dan tahap kotiledon.
SPEECH ACTS USED BY THE HUSBAND AND WIFE IN THE RECONCILIATION PROCESSES IN “NOT EASILY BROKEN” Linda Yuniarti; Henny P.S. Wijaya
Kata Kita: Journal of Language, Literature, and Teaching Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/katakita.1.1.195-203

Abstract

The writer researches the language use of husband and wife in their reconciliation processes and its connection to the reconciliation processes. She uses a film, entitled “Not Easily Broken” (2009) as the representative of reconciliation of husband and wife. She researches the Speech Act of Dave and Clarice during their reconciliation processes. The writer uses the Speech Act theory (Austin, 1962; Searle, 1969; Yule, 1996) and the reconciliation process (Huyse, 2003). Inthe findings of the research, the highest illocution is ‘Representative’ and automatically, the highest perlocution is from ‘Representative’. In the first and second stages, most of the perlocution does not match but in the last stage, all perlocutions match to the illocution and the reconciliation is accomplished.The conclusion is a couple should accept the fact and truth to each other to accomplish reconciliation process.