AbstrakPotensi bencana alam yang cukup tinggi di Kabupatan Sleman, DIY memiliki korelasi positif dengan potensi terjadinya trauma, khususnya pada anak. Orang tua menjadi pihak yang paling berpengaruh pada perkembangan anak, sehingga orang tua di daerah rawan bencana harus memiliki keterampilan penanganan trauma anak. Tujuan dari penelitian adalahmelihat kondisi pola pengasuhan anak yang diterapkan oleh ibu korban bencana erupsi Merapi. Partisipan penelitian terdiri dari 33 orang ibu warga Dusun Petung yang memiliki anak usia SD-SMP. Penelitian membuktikan berdasarkantiga kategori, terdapat empat kategori pengasuhan yang berada pada kategori tinggi atau dapat dilakukan dengan baik yaitu: validasi dengan skor rata-rata skor 8,06 atau prosentase penguasaan73,26%; pemaparan ulang memiliki rata-rata skor 3,76 atau prosentase penguasaan 75,29%, mengubah kebiasaan memiliki rata-rata skor 3.35 atau prosentase penguasaan 67.06 dan konsekuen. Aspek yang memiliki kategori rendah yaitu aktivitas berpusat pada anak dengan rata-rata skor 3,82 atau prosentase penguasaan 63.73, pembatasan pada angka 1,70 atau prosentase penguasaan 56,86%, serta konsekuen yang berada pada angka 59,80%. Secara umum Penelitian menunjukkan keterampilan pengasuhan anak trauma berada pada kategori tinggi atau baik.Kata kunci: Pengasuhan, Trauma, Anak, Merapi
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2019