JURNAL SWARNABHUMI
Vol 7, No 1 (2022): Jurnal Swarnabhumi : Jurnal Geografi dan Pembelajaran Geografi

DAMPAK DAN SKENARIO KENAIKAN TINGGI MUKA AIR LAUT TERHADAP PENUTUP LAHAN (STUDI KASUS: KECAMATAN GUNUNG KIJANG, PULAU BINTAN)

Nirwana Wau (Politeknik Negeri Batam)
Wenang Anurogo (Department of Informatics Engineering, Politeknik Negeri Batam, Indonesia)
Muhammad Zainuddin Lubis (Politeknik Negeri Batam)
Muhammad Ghazali (Politeknik Negeri Batam)



Article Info

Publish Date
03 Feb 2022

Abstract

Perubahan iklim mempengaruhi komunitas dan wilayah di seluruh dunia. Perubahan iklim merupakan akibat dari pemanasan global yang disebabkan oleh peningkatan gas rumah kaca yang disebabkan oleh aktivitas manusia.Sektor terbesar emisi gas rumah kaca adalah industri, transportasi dan rumah tangga. Peningkatan konsentrasi beberapa gas rumah kaca telah menyebabkan peningkatan penyerapan energi matahari dan peningkatan refleksi panas matahari, sehingga meningkatkan suhu di bumi dan memicu perubahan iklim, sehingga secara tidak langsung meningkatkan jumlah air di laut dan menyebabkan kenaikan permukaan laut. Naik karena pemuaian air laut dan pencairan salju. Di kutub utara dan selatan bumi. Satu dampak perubahan iklim mungkin memiliki banyak dampak yang berbeda. Di antara banyak kemungkinan dampak pemanasan global, masalah yang paling sering dibahas adalah terkait dengan kenaikan permukaan laut. Pengukuran tinggi muka air laut ini dengan berkembangnya teknologi, pengukuran tinggi muka air laut dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan menggunakan citra satelit SPOT 5 untuk merekam perubahan muka air laut secara berkala dan kemudian menyajikannya dalam bentuk citra dengan tujuan untuk membuat scenario kenaikan tinggi muka air laut pada rentang kenaikan 0-50 m dan dampaknya terhadap scenario kenaikan tersebut terhadap area permukiman dan perkebunan. Untuk mengembangkan model kenaikan tinggi muka air laut di wilayah timur Pulau Bintan yaitu Kecamatan Gunung Kijang maka diperlukan data GDEM SPOT, yang berisikan informasi ketinggian dan karakteristik topografi, dalam hal ini data ketinggian adalah dalam kedetilan yang cukup tinggi. Data GDEM SPOT akan diolah dengan menggunakan teknologi SIG berbasis raster. Berdasarkan pemodelan ketinggian air laut yang sudah dilakukan dapat diketahui bahwa pada kenaikan tertinggi scenario 50 meter luas lahan yang bakal terdampak terhadap kenaikan tinggi muka air laut di Kecamatan Gunung Kijang yaitu daerah pemukiman seluas 261,880 ha & daerah perkebunan seluas 965,815 ha. Semakin tinggi muka air laut, maka semakin luas daerah yang terkena dampak kenaikan tinggi muka air laut

Copyrights © 2022






Journal Info

Abbrev

swarna

Publisher

Subject

Humanities Earth & Planetary Sciences Education Environmental Science Social Sciences Other

Description

Jurnal Swarnabhumi is a scientific and education journal managed and published by Geography Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, PGRI University of ...