Artikel ini bermaksud untuk meneliti dan memetakan nialai-nilai pendidikan Islam humanis religius berbasis seni yang diinternalisasi oleh Ki Enthus Susumono dalam pagelaran wayang santri. Wayang santri sejatinya adalah wayang golek yang dicetuskan oleh Ki Enthus Susmono. Penggunaan nama santri karena Ki Enthus menyadari bahwa dia bukanlah seorang kiai, penceramah, ataupun ulama. Ki Enthus Susmono mengatakan bahwa ia hanya menjadi penyambung lidah kiai-kiai untuk menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat. Dari pengamatan penulis belum ada penelitian/ kajian Ki Enthus Susmono terkait dengan internalisasi nilai-nilai pendidikan Islam humanis religious yakni pagelaran wayang santri yang didalamnya mengkampanyekan Islam humanis sebagai ambivelen dari kampanye Isalm radikal. Penelitian ini termasuk penelitian empirik (field research). Field research ini mendasarkan diri pada penelitian di tengah kancah atau lapangan. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriftif kualiatif dengan pendekatan fenomenologis. Penelitian ini menghasilkan bahwa dalam pagelaran wayang santri Ki Enthus Susmono ternyata menginternalisasikan nilai-nilai pendidikan Islam humanis religious yang dibalut dengan kreasi dalam berkesenian wayang. Ini mirip dengan apa yang dilakukan Sunan Kalijaga dalam mendakwahkan Islam melalui media wayang. Kesimpulan sementara media wayang dapat digunakan dalam menginternalisasi nilai-nilai pendidikan Islam humanis religious sebagaimana Ki Enthus Susmono lakukan melalui pagelaran wayang santrinya.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2022