Tawas merupakan salah satu bahan koagulan yang digunakan untuk mengolah air bersih pada proses koagulasi flokulasi, namun air dengan kandungan tawas berlebih tidak baik untuk kesehatan. Pada Instalasi pengolahan air bersih Water Treatment Plan Penunahan Royal Residence, Wiyung Surabaya hanya menggunakan tawas sebagai bahan koagulan. Dengan kekeruhan air baku yang tinggi sebesar 1000-2000 NTU, mengakibatkan penggunaan tawas yang lebih banyak dari biasanya yaitu sampai 100 - 200 Kg per hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan KURIFLOK PA-322 terhadap penggunaan tawas di instalasi pengolahan air bersih WTP (Water Treatment Plan) Royal Residence, Wiyung Surabaya. Sampel dibagi menajdi 3 kelompok dengan variasi dosis KURIFLOK PA-322 sebesar 1-3 ppm dan tawas 25 ppm. Berdasarkan basil jartest yang telah dilakukan selama 7 pengulangan, diperoleh data adanya pengaruh penambahanKURIFLOKPA-322 terhadappenambahan tawas yaitu padadosis KURIFLOKPA-322 sebesar 2 ppm. Dengan penurunan maksimal dari 79,49 NfU menjadi 14,51 NTU. Setelah dilakukan perhitungan dengan penambahan KURIFLOK PA-322 dosis 2 ppm, maka bisa mengurangi dosis tawas dan juga menghemat biaya operasional sebesar Rp. 43.000,- per hari. Untuk aplikasi Kuriflok PA-322 pada instalasi WTP Royal Residence yaitu membutuhkan KURIFLOK 86,67 gram per jam nya atau 2,08 Kg per harinya. Dengan debit tetesan lamtan kuritlok untuk kapasitas pengolahan 1.040.000 liter/hari adaIah 2,41 mil detik. Diperoleb kesimpulan ada pengaruh penambahan KURIFLOK PA-322 terhadap penggunaan tawas pada proses koagulasi flokulasi di instalasi pengolahan air bersih perumahan Royal Residence Wiyung Surabaya dengan dosis KURIFWKPA-322 optimum 2 ppm.
Copyrights © 2014