Latar belakang: Perilaku merokok tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa akan tetapi dilakukan juga oleh kalangan remaja. Masyarakat kini banyak beralih ke rokok elektrik sebagai pengganti rokok tembakau. Rokok elektrik juga dikenal sebagai vape, adalah bentuk terapi pengganti nikotin (NRT) di mana kadar nikotin dikurangi secara bertahap dan tidak menggunakan tembakau. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan rokok elektrik sebagai Electronic Nicotine Dellivery System (ENDS) karena menghasilkan nikotin dalam bentuk uap yang dihirup oleh pengguna. Rokok elektrik bekerja dari proses cair melalui kawat listrik yang dipanaskan. Proses penguapan tersebut yang menghasilkan uap air dan memberikan sensasi seperti rokok, lalu hasil dari uap tersebut menghasilkan karbon monoksida yang lepas ke udara. Karbon monoksida yang terhirup akan berikatan dengan hemoglobin sehingga menyebabkan penurunan kadar hemoglobin yang mengikat oksigen. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dengan analisa laboratorium menggunakan spektrofotometer Uv-Vis. Subjek penelitian sebanyak 15 responden perokok elektrik di kalangan mahasiswa STIKES Guna Bangsa Yogyakarta. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Hasil: Pada penelitian ini didapatkan hasil dari 15 responden yang diteliti memiliki kadar karboksihemoglobin (COHb) <3,5%. Kesimpulan: Kadar karboksihemoglobin (COHb) pada perokok elektrik di kalangan mahasiswa STIKES Guna Bangsa Yogyakarta 100% normal.
Copyrights © 2024