Ibu remaja sejatinya masih berada dalam rentang usia menuntaskanpengembangan kemandirian sebagai seorang remaja. Namun peran baru sebagaiseorang ibu pada akhirnya memaksa mereka untuk menyegerakan proses ini.Tidak jarang proses adaptasi ini mengalami ketidakberhasilan untuk penuhi. Padaakhirnya peran sebagai ibu dialihkan kepada nenek atau keluarga besar. Hal inilahyang menjadi persoalan yang penting untuk dipahami dalam penelitian ini.Berdasarkan gambaran persoalan yang dihadapi ibu remaja terkaitkemandirian, kegiatan ini bertujuan: 1) Membantu ibu remaja mengenali levelkemandiriannya, khususnya dalam merencanakan arah pengembangan diri., 2)Membantu ibu remaja mengenali dampak kemandiriannya dalam prosespengasuhan.Pelaksanaan kelompok swa bantu pada ibu remaja ini dilakukan olehseorang konselor dan 2 (dua) orang ko-konselor. Sasaran kegiatan ini adalah ibuiburemaja di Kecamatan Kalisat yang aktif dalam kegiatan Posyandu di desamereka. Kegiatan Posyandu di Kecamatan Kalisat masih belum menyentuh aspeksosio-emosional masyarakat, mengingat kondisi latar belakang pendidikan,maraknya pernikahan dini, dan kurangnya tenaga terlatih. Kegiatan kelompok swabantu dilakukan di Posyandu Dahlia 28, Dusun Jambuan Desa Plalangan.Posyandu Dahlia 28 dpilih berdasarkan masukan dari Bidan dan kader, karenakader setempat yang masih kurang terampil dalam berkomunikasi, sehingga masihmembutuhkan pendampingan dalam memberikan informasi kepada ibu remaja.Pada akhir kegiatan ibu remaja menyampaikan bahwa mereka menjadimengerti keterkaitan antara kedekatan yang terbangun dengan anak akanmendasari pengembangan kemandirian pada kedua belah pihak, baik ibu remajamaupun anak mereka sejalan dengan tumbuh kembangnya. Sementara dari pihakbidan dan kader menyampaikan kegiatan ini penting dilakukan, mengingatpermasalahan kemandirian memang dirasakan berdampak negatif terhadap prosespenyuluhan maupun pembinaan ibu remaja dalam kegiatan Posyandu.
Copyrights © 2016