Proses komunikasi melibatkan campur kode dan alih kode merupakan satu solusi untuk menghindari kesalahpahaman saat berkomunikasi dalam masyarakat bilingual antara guru dan siswa di Pondok Pesantren Robitul Istiqomah Huristak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk campur kode dan alih kode, mendeskripsikan faktor penyebab munculnya campur kode dan alih kode dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada tuturan percakapan antara Guru dan Siswa kelas VII. Metode yang digunakan melalui pendekatan kualitatif.. Data kualitatif didapatkan menggunakan metode simak dengan teknik sadap (merekam). Hasil penelitian berikutnya yaitu faktor-faktor penyebab terjadinya campur kode yaitu campur kode bentuk intern. Bentuk alih kode alih kode dari bahasa Mandailing ke bahasa Indonesia dan sebaliknya. Faktor penyebab campur kode yaitu, (1) Berlatar belakang pada sikap penutur (attitudinal type, (2 Berlatar belakang pada kebahasaan (linguistic type). Ada fungsi yang menyebabkan timbulnya campur kode, yaitu (yaitu (1) menjelaskan, (2) menjawab perintah (3) mendekatkan secara emosional. Ada fungsi alih kode dalam interaksi antara guru dan siswa di kegiatan belajar mengajar di kelas VII Pondok Pesantren Robitul Istiqomah dengan materi bahasa Indonesia, yaitu (1) menyambung pembicaraan sesuai dengan bahasa yang digunakan terakhir, (2)mempertegas fungsi pesan pembicaraan, dan (3)menyampaikan hal-hal penting terkait materi. Adapun faktor terjadinya alih kode, yaitu (1) untuk memperjelas, (2) untuk bertanya, (3) untuk merayu.
Copyrights © 2021