Cermin Dunia Kedokteran
Vol 47, No 5 (2020): CME - Continuing Medical Education

Farmakoterapi untuk Osteoporosis

Kristiningrum, Esther (Unknown)



Article Info

Publish Date
01 Jun 2020

Abstract

Osteoporosis merupakan penyakit skeletal sistemik yang ditandai dengan massa tulang rendah dan kerusakan mikroarsitektur jaringan tulang dengan konsekuensi tulang menjadi lebih rapuh dan lebih mudah fraktur. Di seluruh dunia, 1 dari 3 perempuan dan 1 dari 5 pria berusia di atas 50 tahun akan mengalami fraktur osteoporosis. Tujuan terapi farmakologis adalah untuk mengurangi risiko patah tulang. Obat osteoporosis dikategorikan sebagai agen antiresorptif (misalnya bisphosphonate, estrogen, calcitonin, dan denosumab) atau agen anabolik (misalnya: raloxifene dan teriparatide). Pengobatan lini pertama untuk sebagian besar pasien osteoporosis pasca-menopause meliputi alendronate, risedronate, zoledronic acid, dan denosumab.Osteoporosis is a systemic skeletal disease characterized by low bone mass and damage to bone microarchitecture with the consequence of more fragile and more easily fractured bone. Worldwide, 1 in 3 women and 1 in 5 men over age 50 will experience osteoporotic fractures. The goal of pharmacological therapy is to reduce the risk of fractures. Medications to treat osteoporosis are categorized as antiresorptive agents (i.e., bisphosphonates, estrogen, calcitonin, and denosumab) or anabolic agents (i.e., raloxifene and teriparatide). The first-line treatment for most postmenopause osteoporosis patients includes alendronate, risedronate, zoledronic acid, and denosumab.

Copyrights © 2020






Journal Info

Abbrev

CDK

Publisher

Subject

Health Professions Medicine & Pharmacology Public Health

Description

Cermin Dunia Kedokteran (e-ISSN: 2503-2720, p-ISSN: 0125-913X), merupakan jurnal kedokteran dengan akses terbuka dan review sejawat yang menerbitkan artikel penelitian maupun tinjauan pustaka dari bidang kedokteran dan kesehatan masyarakat baik ilmu dasar, klinis serta epidemiologis yang menyangkut ...