Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh diameter lubang nozzle dan jenis bahan bakar terhadap kualitas nyala api dan lama waktu pemanasan 1 liter air. Bahan bakar yang digunakan dalam pengujian adalah limbah cair yaitu minyak jelantah dan oli bekas. Minyak jelantah yang dihasilkan dari bekas penggorengan belum dimanfaatkan dan hanya dibuang sehingga dapat merusak lingkungan. Begitu pula oli bekas terutama dari penggunaan untuk motor bakar dan industri belum dimanfaatkan secara maksimum, dari hal tersebut diatas maka limbah minyak jelantah dan oli bekas digunakan sebagai bahan bakar. Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas nyala api tergantung dari diameter nozzle dan laju aliran bahan bakar dari limbah cair tersebut. Bahan bakar minyak jelantah dan oli bekas dinaikan temperaturnya dengan pemanasan dahulu sebelum digunakan sebagai bahan bakar, karena sifatnya yang sulit dibakar. Untuk mendidihkan 1 liter air diperlukan waktu sebesar 3,27 dengan bahan bakar minyak jelantah menggunakan nozzle 7 mm dan waktu pendidihan 1 liter air 3,21 menit menggunakan nozzle 7 mm berbahan bakar oli bekas. Dengan sifat nyala api berwarna orange, bahan bakar oli memiliki sifat menghasilkan asap agak tebal dan berwarna keruh dibandingkan dengan minyak jelantah. Air yang diubah uap memiliki tekanan yang berfungsi membesarkan nyala api dan mengurangi asap tebal karena air mengandung unsur oksigen dan hidrogen. Oksigen dan hidrogen yang terkandung dalam uap air tersebut menambah kualitas nyala api yaitu api menjadi lebih besar dan api menjadi lebih cerah.
Copyrights © 2021