Pembangunan sering kali mengesampingkan aspirasi dari bawah dan menggunakan paradigma dari atas (top-down). Dalam era otonomi daerah sekarang, pembangunan model tersebut ditinggalkan, diganti dengan paradigma bottom-up. Namun, pembangunan model terakhir ternyata tidak luput dari kegagalan. Artikel ini berusaha membahas faktor yang menghambat pembangunan sosial dengan mengambil kasus pada Suku Anak Dalam di Sungai Segandi, Desa Nyogan, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muarojambi.
Copyrights © 2010