The language of Mendawai is one of several Dayak languages spoken in at least two different regencies. First is spoken in West Kotawaringin and the other is spoken in Katingan regency. This paper deals with those two dialects in a comparative perspective. This paper aims to identify some reflects of proto-Austronesia (PAN) in those dialects in order to figure out any retentions and innovations within. This is a descriptive-qualitative paper. By means of comparative approach, retentions and innovations in the dialects should be revealed. Based on analysis, some protophonemes are maintained, i.e. *a, *u, *d, *l, *p and *t. Primary innovations are showed by protophonemes *R, *S, *k, *q, *z and *C. Secondary innovations are also identified, i.e. aphaeresis, prothesis, syncope and metathesis. AbstrakBahasa Mendawai merupakan salah satu bahasa Dayak yang dituturkan di Kalimantan Tengah. Bahasa itu dituturkan paling tidak di dua wilayah. Satu dialek dituturkan di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat dan lainnya dituturkan di wilayah Kabupaten Katingan. Makalah ini akan membahas dua dialek bahasa Mendawai dari sudut pandang komparatif. Tujuannya ialah mencari pewarisan dan jejak proto-Austronesia (PAN) pada dua dialek bahasa itu. Makalah ini merupakan makalah deskriptif-kualitatif dengan metode analisis yang digunakan ialah metode komparatif. Penggunaan metode itu diharapkan dapat mengidentifikasi retensi dan inovasi dalam dua dialek bahasa Mendawai. Berdasarkan analisis ditemukan bahwa retensi berlaku bagi fonem *a, *u, *d, *l, *p, dan *t. Inovasi primer ditemukan pada fonem *R, *S, *k, *q, *z, dan *C. Inovasi sekunder yang terjadi ialah afaeresis, protesis, sinkope, dan metatesis.
Copyrights © 2021