Media massa telah memberitakan berbagai info mengenai kasus kekerasan pada anak-anak terkhusus pada jenjang sekolah dasar. Kekerasan yang terjadi tidak hanya terbatas pada kekerasan fisik yang menimbulkan luka yang nampak namun juga terdapat kekerasan batin yang menimbulkan ketidaknyamanan secara kejiwaan bahkan sampai terganggunya proses pembelajaran anak yang menjadi objek kekerasan. Hal-hal tersebut, dewasa ini, dikenal dengan istilah bullying. Siswa sekolah dasar merupakan siswa jenjang anak-kanak yang dinilai sudah memiliki kesiapan dalam melakukan kegiatan interaksi antar pribadi (interpersonal). Dalam proses pembelajaran pun mereka melakukan kegiatan yang mendukung pengembangan kecerdasan interpersonalnya. Siswa SD memiliki berbagai sifat yang menandai perkembangan kemampuan interpersonalnya seperti sifat patuh pada ketetapan, kecenderungan memuji diri, kecenderungan membandingkan diri dan beberapa sikap personal lainnya. Kecenderungan tersebut jika dihadapkan dengan fenomena bullying dapat menimbulkan suatu pengalaman traumatik yang dapat mengganggu proses pembelajaran dan perkembangan. Untuk mengatasi kondisi-kondisi negatif yang mungkin dapat terjadi sebagai dampak dari bullying di kalangan peserta didik sekolah dasar, perlu adanya upaya untuk melakukan pencegahan sehingga tidak terjadi hambatan dalam proses perkembangan pribadi dan pembelajaran pada jenjang pendidikannya. Disimpulkan bahwa kegiatan tersebut dinilai berhasil dengan integrasi storytelling dan pendekatan total physical response dalam kegiatan pengabdian ini.
Copyrights © 2020