Penelitian ini untuk memberikan gambaran pengembangan obyek wisata berkelanjutan di Kecamatan Kabawetan di lihat dari variabel perkembangan dan diversitas ekonomi wilayah Kacamatan Kabawetan, inventarisasi potensi obyek wisata yang ada, identifikasi faktor utama yang mempengaruhi minat wisatawan berkunjung ke obyek wisata. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dari analisis data PDRB, perkembangan ekonomi Kecamatan Kabawetan berada pada urutan ke 5 (lima) dari delapan kecamatan dengan sumbangan PDRB sebesar Rp.273.087.870 dengan sektor penyumbang terbesar pada bidang usaha pertanian. Kecamatan Kabawetan memiliki 17 potensi obyek wisata yang terdiri dari a) terdapat 10 potensi obyek wisata alam; b) wisata buatan terdapat 5 (lima) obyek wisata dan; c) terdapat 2 (dua) obyek wisata sejarah. Berdasarkan analisis skoring, terdapat 6 (enam) Obyek Wisata di Kecamatan Kabawetan yang memiliki kelas berpotensi untuk pengembangan, yaitu: Kebun Teh Kabawetan, Air Terjun Tirta Mandiri, Mountain Valley, Air Terjun Sengkuang, Taman Kabawetan, dan Rest Area 1. Terdapat 4 obyek wisata cukup berpotensi, yaitu: Pabrik Pengolahan Teh, Rumah Belanda, Kampung Kopi, Kebun Bunga Dama Sari Flower, dan Kebun Teh Trisula. Adapun 6 (enam) obyek wisata memiliki kelas kurang berpotensi. Dari analisis persepsi wisatawan yang berkunjung, obyek wisata memiliki modal pengembangan yaitu: 1) Modal Lingkungan, dari hasil penelitian para wisatawan sangat menyukai potensi wisata alam, dengan persentase 73.33 persen; 2) Modal ekonomi, tiket yang masih terjangkau; (3) Modal Sosial yaitu obyek wisata sangat aman dan penduduknya sangat ramah, dengan sekor berturut-turut 96, 67 persen dan 93 persen. Prinsip-prinsip pengembangan pariwisata berkelanjutan di Kecamatan Kabawetan sudah dilaksanakan dilihat dari beberapa aspek seperti; a) Aspek Lingkungan; Kepedulian pengelolaan sampah, menjaga kelestarian lingkungan; b) Aspek Sosial Budaya; Keterlibatan masyarakat dalam menjaga keamanan, semangat gotong royong terjaga, Budaya masyarakat yang ramah, Budaya lokal mejadi lestari, meningkatnya SDM; c) Aspek Ekonomi; Peningkatan PAD Kabupaten Kepahiang, Peningkatan Ekonomi dan Inovasi produk makanan berbahan local, Keterlibatan Bumdes dalam pengelolaan obyek wisata.
Copyrights © 2021