Pandemik virus corona atau covid-19 telah menyita perhatian dunia. Di Indonesia, penderita covid-19 pertama terditeksi Maret 2020. Pemerintah segera bertindak cepat dengan membentuk gugus tugas covid-19 untuk mengatasi pandemik covid-19 tersebut. Dari perspektif media, pandemik covid-19 memiliki semua persyaratan untuk menjadi isi media. Ia memiliki semua nilai berita. Makanya secara teoritis pandemik covid-19 layak menghiasinya semua bagian media, termasuk rubrik opini di media cetak. Fokus penelitian ini adalah wacana yang ada di rubrik opini Republika selama satu bulan, Maret 2020, yakni, 23 tulisan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode penelitian analisis wacana kritis. Penelitian ini menemukan, pertama, wacana covid-19 yang ada di edisi Maret 2020 di Republika terasa kurang greget. Hanya sebatas deskripsi. Kerangka Islam yang dipakai adalah Islam moderat yang cair, bukan pisau analisis Islam kiri atau Islam postmodern yang kritis dan radikal dalam membedah satu masalah atau kebijakan negara. Dari perspektif civil society, wacana covid-19 edisi Maret 2020 di Republika, secara teoritikal hanya sebatas bagian dari negara bukan kritik atau kontrol terhadap kebijakan negara. Wacana yang lemah lembut tanpa kritik dan hentakan kepada kebijakan negara ini dimungkinkan karena posisi Republika yang merupakan bagian dari kekuasaan melalui sosok pemilik saham terbesarnya Erick Thohir.
Copyrights © 2021