Artikel ini membahas hubungan antara peristiwa keruntuhan Menara Babel dalam Perjanjian Lama, serta bagaimana memaknainya sebagai berkat Komunikasi. Keruntuhan Menara Babel bukan hanya dipandang sebagai murka TUHAN sehingga mengacaubalaukan bahasa dan logat, tetapi bisa juga dipandang sebagai bentuk lain dari cara TUHAN memperkenalkan diri-Nya. Artikel ini hendak memberi kontribusi pemikiran teologis sekaligus advokasi terhadap komunikasi lintas budaya untuk menciptakan jati diri yang benar melalui analisis narasi Kejadian 11:1-9. Analisis ini bertujuan untuk meninjau dengan baik teks yang berkontribusi bagi peran komunikasi lintas budaya. Sehingga analisis ini diharapkan bermanfaat memperkaya khazanah pemikiran teologi terkait narasi Kejadian 11:1-9 dan memberi penekanan bagi pentingnya pembahasan mengenai komunikasi lintas budaya dari refleksi peristiwa keruntuhan Menara Babel dalam pemikiran teologis serta pelayan an gerejawi. Pada akhirnya komunikasi lintas budaya juga menjadi faktor hubungan yang ideal dalam menjalin kerjasama untuk mencapai tujuan yang sama serta berperan penting dalam memperkenalkan hal baru yang belum diketahui oleh pihak lain. Sehingga secara keseluruhan dapat ditarik kontekstual yang utuh untuk menjelaskan pemaknaan komunikasi lintas budaya melalui peristiwa menara Babel.
Copyrights © 2021