Kultivasi
Vol 21, No 1 (2022): Jurnal Kultivasi

Penentuan kebutuhan air, pengaturan volume, dan interval penyiraman untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan produksi bawang putih di dataran tinggi

Hamdan Drian Adiwijaya (Balitsa)
Ika Cartika (Balai Penelitian Tanaman Sayuran)
Rofik Sinung Basuki (Balitsa)



Article Info

Publish Date
14 Apr 2022

Abstract

AbstrakBawang putih merupakan jenis tanaman yang biasa ditanam di dataran tinggi tropis yang sangat sensitif terhadap cekaman kekeringan. Kekurangan air  dapat menyebabkan pembentukan umbi terhambat sehingga akan mengurangi hasil poduksi. Agar dapat berproduksi optimal bawang putih memerlukan volume dan interval penyiraman yang tepat, sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa kebutuhan air serta berapa banyak volume dan interval penyiraman yang harus diberikan. Penelitian disusun dalam dua tahap. Tahap pertama adalah penentuan kebutuhan air, sedangkan tahap kedua adalah eksperimen volume dan interval penyiraman. Penentuan kebutuhan air menggunakan software Cropwat v8.0, sedangkan penelitian kedua menggunakan rancangan petak terbagi. Petak utama merupakan volume penyiraman yang terdiri dari 4 taraf: 50%, 75%, 100%, dan 200% ETc, sedangkan anak petak adalah interval penyiraman yang terdiri dari 4 taraf: 2, 3, 4, 5, hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai ETo berkisar antara 3,42 – 4,15 mm/hari dengan nilai Kc untuk bawang putih (Garlic) adalah 0,7 untuk fase vegetatif, 1,0 untuk fase pembentukan dan pengisian umbi, dan 0,7 untuk fase pematangan umbi. Pemberian volume air 200% Etc menghasilkan tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun, tebal daun, panjang akar, volume akar, diameter umbi, jumlah siung, bobot segar umbi, dan bobot kering umbi yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan volume air lainnya, kecuali pada kandungan klorofil. Secara umum interval penyiraman 2 sampai dengan 5 hari tidak berpengaruh pada semua parameter pengamatan, kecuali pada jumlah daun dan jumlah siung. Interval penyiraman 2 hari menghasilkan jumlah daun dan jumlah siung lebih tinggi dibanding interval penyiraman 5 hari.Kata kunci: Bawang putih ∙ Cekaman kekeringan ∙ Cropwat ∙ Dataran tinggi  AbstractGarlic is a type of highland tropical plant that is very sensitive to water stress. The lack of water can reduce tuber formation and afterwards reduce harvested yields. To produce optimal yield of garlic, it requires the setting of right volume and interval of watering, so that the purpose of this research is to find out the water needs, water volume and interval of watering of garlic in the highlands. The research was composed of two stages. The first stage is the determination of water needs while the second stage is an experiment of the determination of watering volume and interval. Determination of water needs using Cropwat v8.0 software, while the second study used a split plot design. The main plot was the watering volume consisting of 4 levels: 50%, 75%, 100%, and 200% ETc, while the subplots were watering intervals consisting of 4 levels: 2, 3, 4, 5, days. The results showed that the ETo values ranged from 3.42 to 4.15 mm day-1 with Kc values for garlic (Garlic) being 0.7 for the vegetative phase, 1.0 for the tuber formation, and 0.7 for the tuber ripening phase. Watering volume of 200% Etc resulted in plant height, stem diameter, number of leaves, leaf area, leaf thickness, root length, root volume, tuber diameter, number of cloves, tuber fresh weight, and tuber dry weight higher than other water volume treatments, except for the chlorophyll content. In general, watering intervals of 2 to 5 days had no effect on all observed variables, except for the number of leaves and the number of cloves. Watering interval of 2 days resulted in the improvement of number of leaves and cloves rather than the watering interval of 5 days.Keywords : Garlic ∙ Drought stress ∙ Cropwat ∙ Highland 

Copyrights © 2022






Journal Info

Abbrev

Kultivasi

Publisher

Subject

Agriculture, Biological Sciences & Forestry

Description

Jurnal Kultivasi diterbitkan oleh Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Jurnal ini terbit tiga kali dalam setahun, yaitu pada bulan Maret, Agustus, dan Desember. Kultivasi mempublikasikan hasil penelitian dan pemaparan ilmiah dari para dosen dan peneliti di ...