Apotek Medina mengelola 445 item obat yang terdaftar pada database nya. Perencanaan obat di Apotek Medina menggunakan metode konsumsi data tiga bulan terakhir dan mengecek ke rak obat, obat mana saja yang sudah habis. Hal ini dapat mengakibatkan obat stock-out yang menyebabkan pembelian obat diluar supplier. Stock-out obat juga mengakibatkan kurangnya minat pelanggan untuk membeli obat di Apotek Medina karena saat ingin membeli obat sering mengalami habisnya ketersediaan obat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengendalian persediaan obat menggunakan metode ABC (Always, Better, Control), VEN (Vital, Essensial, Non Essensial) dan EOQ (Economic Order Quantity) di Apotek Medina. Metode yang digunakan adalah metode ABC (Always, Better, Control), VEN (Vital, Essensial, Non Essensial) dan EOQ (Economic Order Quantity). Berdasarkan analisis ABC, obat yang termasuk kelompok A (Always) sebanyak 133 jenis obat (29,9%) dengan jumlah investasi 70,4%, kelompok B (Better) sebanyak 144 jenis obat (32,4%) dengan jumlah investasi 20,0% dan kelompok C (Control) sebanyak 168 jenis obat (37,7%) dengan jumlah investasi 9,6%. Berdasarkan analisis VEN, jumlah obat yang masuk kelompok Vital (V) sebanyak 42 jenis obat dari total 133 jenis obat kelompok A. Berdasarkan EOQ yaitu jumlah pemesanan optimum tertinggi sebanyak 21,27 ≈ 21 item dan jumlah pemesanan optimum terendah sebanyak 5,77 ≈ 6 item. Jumlah Safety Stock sebanyak 1 unit serta Reorder Point 1 unit untuk setiap jenis obat. Total biaya persediaan tanpa metode adalah sebesar Rp. 14.708.761/bulan. Total biaya persediaan dengan metode EOQ adalah sebesar Rp. 13.501.019/bulan dengan menerapkan metode EOQ dapat menghemat biaya sebesar Rp. 1.207.743/bulan atau sebesar 8,21%/bulan.
Copyrights © 2022