Pelatihan merupakan bagian dari pendidikan. Melalui pelatihan semua anak dapat mengoptimalkan setiap kemampuannya dalam keterampilan kehidupan sehari-hari (KKS). Pelatihan mengenai KKS sangat penting diketahui dan dikuasai oleh setiap anak berkebutuhan khusus, baik itu anak tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, dan terlebih bagi anak dengan hambatan majemuk/hambatan ganda, dalam hal ini adalah anak Tunanetra dengan Disabilitas Tambahan. Melalui pelatihan KKS diharapkan semua anak dapat melakukan kegiatan kehidupan sehari-hari secara mandiri tanpa bantuan dari orang lain. Anak Tunanetra dengan Disabilitas Tambahan yang berada di Panti Sosial Bina Netra (PSBN) Wyata Guna telah mendapatkan pelatihan KKS, namun ternyata pelatihan tersebut belum dapat mengoptimalkan kemampuan keterampilan anak tersebut. Anak tunanetra dengan disabilitas tambahan mengalami berbagai keterbatasan, salah satunya adalah dalam hal keterampilan kehidupan sehari-hari pada aspek tata cara makan dan minum. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana tingkat keterampilan anak Tunanetra dengan Disabilitas Tambahan dalam tata cara makan dan minum, pelaksanaan pelatihan keterampilan tata cara makan dan minum, kesulitan/hambatan yang dialami dalam pelatihan keterampilan tata cara makan dan minum, dan upaya dalam menanggulangi kesulitan pada pelatihan keterampilan tata cara makan dan minum bagi anak Tunanetra dengan Disabilitas Tambahan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah tiga orang anak tunanetra dengan disabilitas tambahan, dan satu orang pembimbing asrama. Alat pengumpul data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan teknik triangulasi. Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian diperoleh kesimpulan bahwa anak tunanetra dengan disabilitas tambahan sudah mengenal peralatan makan dan minum. Dalam menggunakan peralatan makan, mengambil makanan, dan pada saat pelaksanaan makan dengan menggunakan tangan/jari, sendok, serta sendok dan garpu anak masih membutuhkan bimbingan/pelatihan dari pembimbing asrama karena tata cara penggunaannya belum sesuai dengan yang seharusnya. Selain itu dalam hal minum pun anak masih membutuhkan bimbingan/pelatihan dari pembimbing asrama seperti dalam hal memegang gelas dan menuangkan air dari teko ke dalam gelas.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2017