Ketunanetraan yang dialami peserta didik tunanetra menyebabkan terhambatnya proses masuknya informasi. Keadaan ini menyebabkan peserta didik tunanetra memiliki keterbatasan dalam menerima informasi yang berupa visual, salah satunya yaitu operasi hitung penjumlahan, sehingga dibutuhkan media untuk mempermudah masuknya informasi. Penelitian ini membandingkan dua media hitung, yakni abakus dan blokjes, sebagai media operasi hitung penjumlahan. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimmen dengan desain rotasi (Counter Balanced), analisis data menggunakan uji Wilcoxon. Penelitian ini dilakukan di kelas 3, 4, dan 5 SD SLBN A Kota Bandung dengan jumlah sampel 10 orang dan dijadikan dua kelompok dengan tingkatan (stratified random sampling), setiap kelompok terdiri dari tingkatan kelas dengan jumlah yang proporsional. Hasil penelitian, terdapat perbedaan antara penggunaan abakus dengan blokjes dalam operasi hitung penjumlahan pada peserta didik tunanetra SDLB di SLBN A Kota Bandung.
Copyrights © 2017