ABSTRAK Pemrosesan limbah cair organik dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Pabrik Gula Sindanglaut periode giling tebu tahun 2011 belum berlangsung dengan baik ditunjukkan oleh nilai SV-30 di unit Aerasi yang rendah (0-3 ml/L). Kondisi ini mengindikasikan tidak adanya aktivitas mikroorganisme. Oleh karena itu, periode giling tebu bulan Juli 2012 diterapkan Material Preservasi Mikroorganisme (MPMO) bertujuan untuk mengetahui kinerja material tersebut sebagai stater dalam pemrosesan limbah cair organik. Dalam penelitian ini, dilakukan kombinasi kimia dan biologi dengan pengembangbiakkan bakteri dan pemantauan dalam IPAL. Sebagai indikator pemrosesan adalah parameter fisika dan kimia mengacu Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 1995. Hasil pengukuran kondisi awal IPAL menunjukkan bahwa nilai COD (2.957 mg/L), BOD (2.356 mg/L), TSS (173 mg/L), kandungan sulfide (0,26 mg/L) dan minyak (18,9 mg/L) belum memenuhi syarat baku mutu lingkungan. Sedangkan hasil pengukuran pada kondisi akhir IPAL setelah pemrosesan, menunjukkan nilai COD (56-68 mg/L), BOD (33,63-42,41 mg/L), TSS (32-52 mg/L), kandungan sulfide (0,08 mg/L) dan minyak (1 mg/L) telah memenuhi syarat baku mutu lingkungan. Peningkatan kualitas limbah cair secara signifikan tersebut membuktikan bahwa MPMO dapat berperan sebagai stater dalam pemrosesan limbah cair organik. Sebagai dampaknya adalah peningkatan indikator sertifikasi lingkungan IPAL Pabrik Gula Sindanglaut dari proper merah menjadi proper biru.
Copyrights © 2014