BPPT dan Kobe Steel telah berhasil melaksanakan studi kelayakan (1999-2001)pencairan batubara untuk memproduksi bahan bakar bersih dari batubara BAnkoSumatera Selatan. Pada tahun fiscal 2002 lokasi pabrik dan bahan umpan sudahdigantikan dengan lokasi tepi pantai. Tujuan utama studi untuk menginvestigasipengaruh lokasi pabrik terhadap keekonomian proyek, dan identifikasi kelayakanproyek pencairan batubara secara langsung sebagai pabrik komersal priponir diIndonesia. Tuisan ini membahas secara ringkas analisa keekonomian pabrik.Ditemukan kualitas batubara Mulia dan Berau mempunyai karakteristik pencairanyang superior, pabrik pencairan pionir seharusnya dibangun di tepi pantai.Terdapat reduksi yang signifikan dalam biaya konstruksi, shipping, dan biayatransportasi produk. Analisis financial berdasarkan metode DCFmerekomendasikan pabrik dengan kapasitas 12,000 ton per hari menghasilkanminyak batubara pada tahun 2011, pada tingkat harga US$ 23.3/bbl FOB BerauLati and US$ 26.1/bbl FOB Mulia Satui. Minyak batubara hasil pencairanbatubara Berau lebih murah dari Mulia karena batubara Berau kadar airnya lebihrendah dan struktur yield produk lebih baik. Pabrik pionir skala 3,000 ton per haridi Berau Lati mungkin layak jika diberikan insentif dapat menghasilkan hargayang lebih rendah, bunga pinjaman lebih rendah dan lainnya.Keywords: batubara berau, batubara mulia, pencairan batubara, kasus dekatpantai, sensitifitas, analisis keekonomian
Copyrights © 2008