Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dinamika resiliensi remaja broken home. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, responden utama dalam penelitian ini adalah tiga orang dengan ciri-ciri sebagai berikut: orang tua kandung bercerai dan ibu menikah lagi 2 kali dan pertengkaran orang tua terus menerus yang berdampak negatif pada remaja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden menunjukkan bahwa dinamika resiliensi cenderung sama yaitu pembentukan kemampuan resiliensi berdasarkan proses belajar individu dari permasalahan yang dihadapi, kemampuan individu mengevaluasi setiap tindakan yang dilakukan dan aspek spiritual yaitu mendapatkan mendekatkan diri kepada Tuhan sehingga menjadikan nilai-nilai agama sebagai pedoman hidup. Sedangkan subjek yang memiliki kemampuan optimis dan efikasi diri yang kurang, hal ini disebabkan proses belajar individu untuk menghadapi masalah yang berkembang, ketakutan individu terhadap pengalamannya dengan keluarga broken home menyebabkan individu kesulitan untuk memiliki kemampuan optimisme dan efikasi yang baik, hal ini menyebabkan Remaja cenderung meragukan kemampuannya, berpikir bahwa masalah yang dihadapinya akan terjadi di kemudian hari.
Copyrights © 2022