Limbah kopi dan sekam padi sebagai biomass memiliki nilai kalor unsur karbon mencapai 40-43% dan kandungan sulfur yang rendah, sehingga industri memiliki inisiatif untuk menjadikan limbah kopi dan sekam padi sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara. Namun, bahan tersebut masih memiliki kadar air yang tinggi dan nilai kalor yang kurang memenuhi. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan nilai kalor dan mengurangi kadar air serta gas emisi dengan cara mengolah bahan tersebut menjadi briket. Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan rasio terbaik antara kopi dan sekam. Pembuatan briket ini dilakukan pada variabel suhu non karbonisasi, karbonisasi 200oC, karbonisasi 500oC, karbonisasi S200oC (karbonisasi sekam pada 200oC) dan karbonisasi K500oC (karbonisasi kopi pada 500oC), dengan rasio komposisi yaitu K2P8 (kopi 20% dan sekam 80%), K3P7, K4P6, dan K5P5. Pembuatan briket ini dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu persiapan bahan baku, pemanasan awal, perlakuan karbonisasi, size reduction dan screening, pembriketan, pemanasan akhir, dan pengujian kualitas briket berupa proximate, nilai kalor, dan gas emisi. Mutu produk  yang diperoleh dibandingkan dengan standar baku mutu Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Peraturan Mentri Energi dan Sumber Daya Mineral. Dari hasil penelitian didapatkan sampel biobriket terbaik pada sampel blanko kopi dengan  karbonisasi 500oC dan pada rasio komposisi sampel K5P5 pada semua variabel suhu karbonisasi.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2021