Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) terjadi karena faktor risiko kehamilan ibu mengalami hiperemesis gravidarum (HEG) dan ketuban pecah sewaktu (KPSW). Tinggi angka BBLR di kota menjadi prioritas untuk dilakukan penatalaksanaan secara optimal selama kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan HEG dan KPSW dengan Kejadian BBLR di RSUD dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2017. Penelitian ini menggunakan pendekatan Survey Analitik dengan rancangan case control. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang dilahirkan di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu pada Tahun 2017 sebanyak 553 orang diperoleh 400 orang terdiri dari 200 orang BBLR sebagai variabel kasus dan 200 orang tidak BBLR sebagai variabel kontrol. Pengumpulan data dalam penelitian ini yaitumenggunakan data sekunder melalui studi dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-Square (χ2), Uji Contingency Coefficient (C). Hasil penelitian didapatkan: (1) Terdapat 200 orang BBLR dan 200 orang tidak BBLR; (2) Terdapat 132 orang riwayat HEG dan 268 orang tidak riwayat HEG; (3) Terdapat 118 orang mengalami KPSW dan 282 orang tidak KPSW; (4) Ada hubungan yang signifikan antara riwayat HEG dengan kejadian BBLR di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulum Tahun 2017, dengan kategori hubungan sedang; (5) Ada hubungan yang signifikan antara KPSW dengan kejadian BBLR di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun 2017, dengan kategori hubungan sedang. Diharapkan dapat melakukan pendekatan secara langsung pada ibu hamil dan menjelaskan pentingnya mengatur usia, jumlah dan jarak kehamilan agar tidak berdampak pada hiperemesis gravidarum dan ketuban pecah sebelum waktunya sehingga bayi yang dilahirkan sehat dan tidak mengalami BBLR. 
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2020