Penyakit infeksi Demam Berdarah Dengue (DBD) dan demam tifoid masih menjadi permasalah kesehatan di Indonesia.Dalam mendiagnosis penyakit infeksi DBD dan infeksi demam tifoid, kedua penyakit infeksi tersebut memiliki gejala-gejala yang hampir sama pada demam hari ke 3 sehingga akan merasa sulit dalam membedakannya.C Reactive Protein merupakan protein fase akut yang dibentuk di hati (oleh sel hepatosit) akibat adanya proses peradangan atau infeksi. Oleh karena itu CRP Kuantitatif sangat baik untuk menilai aktivitas penyakit dalam keadaan demam akut. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran kadar CRP Kuantitatif pada demam akut karena infeksi DBD dan infeksi demam tifoid di Rumah Sakit Hermina Kemayoran pada usia 3 tahun.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder pada 50 data pasien infeksi DBD dan 50 data pasien infeksi demam tifoid. Alat yang digunakan adalah menggunakan alat Nycocard Reader II dengan metode Sandwich Immunometri. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan prevalensi pasien terinfeksi DBD (34%), sedangkan prevalensi pasien terinfeksi demam tifoid (80%).Hal ini dapat disimpulkan bahwa titer CRP Kuantitatif pada infeksi DBD dan infeksi demam tifoid terdapat perbedaan rata-rata yang bermakna di Rumah Sakit Hermina Kemayoran. Disarankan kepada para klinisi pemeriksaan CRP Kuantitatif agar dapat digunakan sebagai alat bantu penunjang diagnostik pada pasien demam akut. Kata Kunci                  : CRP, Dengue, Demam Tifoid
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2019