Kekeringan yang terjadi di sejumlah kabupaten/kota di Jawa Tengah pada tahun 2015 mengganggu perannya sebagai penyangga pangan nasional. Pembangunan embung sebagai penanganan kekeringan jangka panjang pada pelaksanaannya terkendala masalah lahan, sehingga pelaksanaan konstruksi lebih diutamakan tanah negara. Perlu dianalisis apakah pembangunan embung di Wilayah Sungai Serang Lusi Juana telah sesuai dengan lokasi kekeringan. Analisis indeks kekeringan dilakukan dengan metode SPI pada 15 pos curah hujan dengan periode tahun 2002-2018. Pemetaan sebaran kekeringan dan lokasi rawan kekeringan dilakukan dengan teknologi Sistem Informasi Geografis menggunakan pendekatan interpolasi spasial. Penilaian kesesuaian embung baik eksisting maupun rencana embung terhadap lokasi rawan kekeringan dan kebutuhan air menunjukkan bahwa dari 26 total embung terdapat  satu lokasi embung yang masuk dalam prioritas-1, tiga lokasi embung masuk prioritas-2, empat belas embung masuk prioritas-3, lima lokasi embung masuk prioritas-4 dan tiga lokasi embung masuk prioritas-5. Program pembangunan embung perlu penyesuaian urutan penanganan, dengan mempertimbangkan kesesuaian terhadap lokasi rawan kekeringan dan kebutuhan air sebagai tambahan kriteria.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2022