Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

APLIKASI METODE MODIFIKASI ICOLD UNTUK PENILAIAN KELAS RESIKO BENDUNGAN TAPIN Rosmita Annisa; Ignatius Sriyana; Sri Sangkawati
Wahana Teknik Sipil: Jurnal Pengembangan Teknik Sipil Vol 26, No 2 (2021): Wahana Teknik Sipil
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32497/wahanats.v26i2.3125

Abstract

The risk assessment of the dam is carried out to estimate the hazard risk of the dam. Risk assessment on dams that have been built and in operation aims to determine the priority of repair and rehabilitation work to improve safety based on the risks that exist in the dam. Research on the risk class assessment of Tapin Dam using the modified ICOLD method includes calculating the risk value on various factors considered, namely the technical physical condition of the dam and related to the implementation of dam safety. The parameters of each factor were obtained from the results of field inspections and technical documents related to the Tapin Dam. Based on the results of the risk assessment, Tapin Dam is classified as a dam with a high risk class. Monitoring the behavior of the dam, regular inspections and post-earthquake conditions, performing routine and periodic maintenance, as well as updating and socializing the RTD are actions that the Tapin dam administrator can take to manage long-term risks that can occur.
Analisis Distribusi Sedimen dan Laju Erosi Pada Waduk Temef Tri Aribowo; Sri Sangkawati; Pranoto Samto Atmodjo
Siklus : Jurnal Teknik Sipil Vol. 6 No. 1 (2020)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/siklus.v6i1.3699

Abstract

Salah satu faktor yang digunakan dalam menentukan kapasitas tampungan efektif dan usia guna waduk adalah jumlah sedimen yang mengendap di waduk. Untuk itu, laju sedimentasi dan distribusi sedimen pada suatu waduk perlu dihitung guna menentukan pola operasi waduk maupun langkah-langkah antisipatif agar waduk dapat beroperasi sesuai usia guna yang telah direncanakan. Studi ini bertujuan untuk mengetahui besarnya laju erosi pada DAS Temef yang dapat menjadi sumber sedimentasi pada Waduk Temef serta untuk mengetahui distribusi sedimen pada Waduk Temef. Pendugaan laju erosi dilakukan dengan mengunakan Metode USLE dan analisis distribusi sedimen di waduk dilakukan dengan menggunakan Metode Pengurangan Luas (Area Reduction Method). Dari hasil analisis diperoleh besarnya laju erosi pada DAS Temef sebesar 554.223,30 m3/tahun. Dengan usia guna waduk selama 50 tahun, volume sedimen yang mengendap di Waduk Temef diprediksi mencapai 27,71 juta m3, dimana kapasitas total waduk yang semula 45,79 juta m3 berkurang sebesar 60,54% dan hanya tersisa sebesar 18,07 juta m3. Dari total jumlah sedimen yang mengendap, kapasitas tampungan mati waduk yang berada pada elevasi +370 m hanya terisi sebesar 79,90% dari total yang disediakan. Dengan kapasitas tampungan mati yang tidak terisi 100% setelah 50 tahun, operasional waduk selama usia guna relatif tidak terganggu oleh sedimentasi dan dapat bertahan hingga waktu yang direncanakan.
Pengaruh Muka Air Waduk Saat Pengisian Awal Terhadap Deformasi dan Rekahan pada Tubuh Bendungan (Studi Kasus: Bendungan Titab) I Made Adnyana Nala; Sri Sangkawati; Thomas Triadi Putranto
Jurnal Geosains dan Teknologi Vol 4, No 3 (2021): November 2021
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jgt.4.3.2021.168-182

Abstract

Pembangunan bendungan berfungsi untuk mengurangi intensitas banjir, serta dapat dimanfaatkan juga untuk kebutuhan air baku, pengairan, pariwisata, pembangkit tenaga listrik, serta yang lain. Selain memiliki manfaat yang sangat besar, bendungan juga memiliki potensi bahaya di dalamnya, apalagi jika tidak didukung dengan pengelolaan dan pemantauan yang baik. Pada saat pengisian awal waduk, terdapat temuan rekahan memanjang pada puncak Bendungan Titab pada tanggal 3 Februari 2016 dengan lebar ±10-15 cm panjang ±50 m kedalaman ± 50 cm. Rekahan tersebut diperkirakan akibat perbedaan deformasi yang terjadi pada daerah hulu, tengah dan hilir. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh muka air waduk terhadap deformasi pada tubuh bendungan yang berdampak terjadinya rekahan pada puncak bendungan. Metode yang digunakan adalah dengan mengiterpretasikan data pembacaan patok geser dan inclinometer disandingkan dengan elevasi muka air waduk. Hasil analisis menunjukkan nilai deformasi vertikal pada puncak bendungan bagian hilir lebih besar dari nilai deformasi vertikal puncak bendungan bagian hulu pada patok 1, 2, dan 3, sedangkan nilai deformasi bagian hulu lebih besar dari nilai deformasi bagian hilir pada patok 4 dan 5. Deformasi horizontal daerah hulu mengarah ke hulu sedangkan deformasi horizontal daerah hilir bergerak ke hilir. Dapat disimpulkan bahwa deformasi pada puncak Bendungan Titab terjadi akibat beban air waduk saat pengisian awal waduk dan rekahan memanjang pada puncak bendungan disebabkan karena perbedaan nilai deformasi vertikal antara hulu dan hilir dan arah deformasi horizontal pada puncak bendungan.
Estimasi dan Evaluasi Debit Rembesan pada Bendungan Urugan Batu Zonal Inti Tegak Siswanto Siswanto; Suprapto Suprapto; Sri Sangkawati Sachro
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia Vol 4, No 2 (2019): EDISI SEPTEMBER 2019
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1006.422 KB) | DOI: 10.33366/rekabuana.v4i2.1424

Abstract

Bendungan urugan batu zonal inti tegak mempunyai geometri yang lebih kompleks dibandingkan dengan bendungan tanah homogen. Banyaknya bentuk geometri dan material yang digunakan menyebabkan prediksi dan perhitungan yang lebih rumit. Pemodelan finite element (FEM) sering digunakan untuk menghitung perilaku rembesan yang terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan model numeris yang dapat digunakan sebagai estimasi debit rembesan sekaligus sebagai validasi pemodelan rembesan pada bendungan urugan batu inti tegak. Evaluasi debit berdasarkan pengukuran instrumen diperlukan untuk validasi pemodelan numeris yang dilakukan. Hukum Darcy dan Casagrande dapat digunakan untuk mengevaluasi pola debit terukur. Debit rembesan berbanding lurus dengan ketinggian muka air waduk dan berbanding terbalik dengan panjang lintasan rembesan. Metode statistik dan regresi digunakan untuk mendapatkan pola rembesan berdasarkan akuisisi data rembesan melalui V-Notch. Estimasi dan pola rembesan ini penting untuk diketahui, sehubungan dengan kinerja electronic instrument yang berpotensi mengalami kerusakan dan sulitnya akses pada gallery karena suatu keadaan. Studi kasus pada paper ini dilakukan pada Bendungan Jatibarang (Semarang), dimana bendungan ini mulai beroperasi penuh pada tahun 2015. Inkonsistensi data debit rembesan terjadi sampai dengan 3 tahun setelah penggenangan bendungan dilakukan. Pola linier hubungan debit rembesan (q) berdasarkan ketinggian muka air waduk (h) yaitu q = 0.5221h - 68.958. Koefisien determinasi pada model tersebut sebesar 78.5%, nilai ini mengindikasikan bahwa model tersebut sudah cukup baik untuk digunakan. Pendekatan ini dapat digunakan sebagai validasi data pada semua jenis pemodelan sesuai dengan tujuan pemodelan tersebut akan dilakukan. Kata Kunci : rembesan; bendungan urugan batu; v-notch ABSTRACTVertical zoned rockfill dam has a more complex geometry compared to a homogeneous earthfill dam. The many geometric shapes and materials used to cause more complex predictions and calculations. Finite element (FEM) modeling is often used to calculate seepage behavior. The purpose of this study is to obtain a numerical model that can be used to estimate of seepage discharge and as validation of seepage modeling on zoned vertical rockfill dam. Seepage evaluation based on instrument measurements is needed for validation of numerical modeling performed. Darcy's and Casagrande's Law can be used to evaluate the measured discharge pattern. The seepage discharge is directly proportional to the height of the reservoir water level and inversely proportional to the length of the seepage path. Statistical and regression methods are used to obtain the seepage pattern based on seepage data acquisition using V-Notch. Estimation and seepage pattern is important to know due to the performance of electronic instruments that have apotential damage and difficult access to the gallery. The case study in this paper was carried out at the Jatibarang Dam (Semarang), where the dam began full operation in 2015. The inconsistency of seepage discharge data occurred up to 3 years after the impounding of the dam. The linear pattern of seepage discharge relationship (q) based on reservoir water level (h) is q = 0.5221h - 68.958. The coefficient of determination in the model is 78.5%, this value indicates that the model is good enough to be used. This approach can be used for data validation on all types of modeling in accordance with the purpose of the modeling will be carried out.
ANALYSIS OF WATER PERFORMANCE AT GRAHA JANGLI INDAH SEMARANG Suharyanto Suharyanto; Budiono Joko Nugroho; Sri Sangkawati
Rang Teknik Journal Vol 4, No 1 (2021): Vol. 4 No. 1 Januari 2021
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.358 KB) | DOI: 10.31869/rtj.v4i1.1903

Abstract

The clean water network system is made to meet the needs of clean water in a city or community and for Graha Jangli Indah, clean water management is carried out by the Graha Jangli Indah Water Management. The purpose of this study is to find out the performance of clean water network services managed by the Water Management Board of Jangli Indah by analyzing the network service performance of the network's ability to meet the minimum needs of customers in terms of water discharge. In addition, an analysis of customer satisfaction was carried out on the Water Management of Graha Jangli Indah. the level of clean water service network at Graha Jangli Indah is still unsatisfactory, with a reliability of only around 49.33%, with the length of time the system will be in a state of failure of about 5.83 months, and with a very average percentage deficit discharge rate which varies between 1.12% to 102.11%. So that the system's resilience index or ability to return to normal conditions is 0.17 (1.03 times failure divided by 5.83 months). This is because the average discharge at Graha Jangli Indah has an average water discharge value of 17.8 m3 per month which is still below the standard water demand based on Domestic Water Needs for the Big Cities category of 20.4 m3. For the calculation of the value of have rated the performance of Graha Jangli Indah Management services with very good value. With 7 indicators entering quadrant II so that conclusions can be drawn by the Importance and Performance Analysis (IPA) method, the performance of the Graha Jangli Indah Water Management is quite satisfying.
ANALISIS LOKASI EMBUNG BERDASARKAN KRITERIA SPI BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS WILAYAH KERJA BALAI PSDA SERANG LUSI JUANA) Anggi Puspita Dewi; Sri Sangkawati; Sutarto Edhisono
Rang Teknik Journal Vol 5, No 2 (2022): Vol. 5 No. 2 Juni 2022
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (595.542 KB) | DOI: 10.31869/rtj.v5i2.3212

Abstract

Kekeringan yang terjadi di sejumlah kabupaten/kota di Jawa Tengah pada tahun 2015 mengganggu perannya sebagai penyangga pangan nasional. Pembangunan embung sebagai penanganan kekeringan jangka panjang pada pelaksanaannya terkendala masalah lahan, sehingga pelaksanaan konstruksi lebih diutamakan tanah negara. Perlu dianalisis apakah pembangunan embung di Wilayah Sungai Serang Lusi Juana telah sesuai dengan lokasi kekeringan. Analisis indeks kekeringan dilakukan dengan metode SPI pada 15 pos curah hujan dengan periode tahun 2002-2018. Pemetaan sebaran kekeringan dan lokasi rawan kekeringan dilakukan dengan teknologi Sistem Informasi Geografis menggunakan pendekatan interpolasi spasial. Penilaian kesesuaian embung baik eksisting maupun rencana embung terhadap lokasi rawan kekeringan dan kebutuhan air menunjukkan bahwa dari 26 total embung terdapat  satu lokasi embung yang masuk dalam prioritas-1, tiga lokasi embung masuk prioritas-2, empat belas embung masuk prioritas-3, lima lokasi embung masuk prioritas-4 dan tiga lokasi embung masuk prioritas-5. Program pembangunan embung perlu penyesuaian urutan penanganan, dengan mempertimbangkan kesesuaian terhadap lokasi rawan kekeringan dan kebutuhan air sebagai tambahan kriteria.
EVALUASI NERACA AIR DI. KEDUNGWARU GUNA MENINGKATKAN INTENSITAS TANAM Suis Ogeswartomal; Sri Sangkawati; Pranoto Pranoto
Rang Teknik Journal Vol 6, No 1 (2023): Vol. 6 No. 1 Januari 2023
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1052.306 KB) | DOI: 10.31869/rtj.v6i1.3237

Abstract

Pada Masa Tanam I (MT-I) Daerah Irigasi Kedungwaru mengalami kekurangan kebutuhan air untuk pengolahan lahan. Pengolahan lahan pada kondisi eksistingpun dilakukan dengan kurang maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi neraca air dan membuat alternatif jadwal tanam sehingga intensitas tanam bertambah. Hasil analisa kondisi eksisting menunjukan bahwa  ketersedian air  mengalami defisit atau kekurangan air, sehingga intensitas tanam sebesar 179,02% dari 300% yang direncanakan dan luas tanam seluas 777,77 ha dari 1.303,35 ha luas DI.Kedungwaru. Sehingga direncanakan perubahan alternatif berupa jadwal awal musim tanam. Neraca air alternatif 1, 3, dan 4 dalam pengolahan lahan MT-I tidak mampu untuk melayani kebutuhan air yang dibutuhkan. Sedangkan untuk alternatif 2, 5, dan 6 keandalan pada masa pengolahan lahan sudah mampu untuk memenuhi kebutuhan air. Dari keseluruhan alternatif untuk MT-I dan MT-II didapatkan intensitas tanam mencapai 100%. Pada masa MT-III luas tanam mengalami perubahan dimana ketersedian air yang defisit. Pembuatan alternatif jadwal tanam dengan hanya menggeser awal tanam seperti ini masih kurang efektif. Alangkah baiknya jika disertai dengan analisis optimasi untuk memperoleh intensitas tanam dan keuntungan yang optimum bagi para petani.