Latar Belakang: Masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa membutuhkan prinsip multikultural agar dapat hidup bermasyrakat secara tentram, damai dan saling menghormati. Begitupun di Pondok Pesantren yang merupakan miniatur masyrakat, yang berasal dari daerah berbada-beda kemudian tinggal di asrama pesantren, agar tidak terjadi konflik atau gesekan diperlukan pendidikan multikultural. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran asrama dalam menerapkan pendidikan multikultural. Metode: Penelitian ini bersifat kualitatif, Analisis datanya menggunakan penelitian lapangan, observasi, wawancara, dokumentasi dengan sumber data adalah Pimpinan Pondok pesantren, Pembina Santriwati dan santriwati. Hasil: Dari hasil penelitian ini didapatkan peran asrama adalah sebagai fasilitator atau mediator, kemudian model pendidikan berwawasan multikultural di Pondok Pesantren Ihyaul Ulum DDI Baruga itu terealisasi dalam aturan-aturan asrama yang bersifat kondisional dan hidden curiculum (kurikulum yang tidak terkonsep secara tekstual namun aturannya memuat nilai-nilai pendidikan berwawasan multikultural). Faktor pendukung penerapan pendidikan multikultural di asrama santriwati yaitu: asrama sebagai fasilitas, kemudian aturan-aturannya, pembina asrama serta santriwati. Faktor penghambatnya yaitu: kurangnya pembina asrama dan masih ada segelintir dari santriwati yang mengedepankan ego pribadi, daerah dan status sosial. Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa asrama di Pondok Pesantren Ihyaul Ulum DDI Baruga menjadi media atau fasilitas serta wadah melakukan pembinaan melalui peraturan, kegiatan, metode untuk para santriwati yang berasal dari luar daerah asrama sebagai penunjang terlaksananya pendidikan yang berwawasan multikultural secara alami.
Copyrights © 2022