Fuse dan recloser secara tradisional digunakan untuk mereduksi gangguan pada saluran udara dimana pada feeder utama dipasang recloser dan pada lateral feeder dipasang fuse. Fuse adalah alat proteksi murah dan andal yang akan melebur dalam beberapa siklus akibat suatu arus gangguan yang tinggi. Untuk minimalisasi jumlah fuse yang putus, dilakukan back-up oleh recloser. Pada gangguan temporer, recloser akan mengkliring gangguan yang menjadi prioritas fuse. Skema proteksi ini dikenal sebagai fuse saving operation. Mekanisme koordinasi proteksi ini akan berubah ketika dilakukan integrasi unit pembangkit ke jaringan. Hal ini terjadi akibat perubahan arus gangguan akibat kontribusi arus gangguan dari generator. Magnitud perubahan signifikan dipengaruhi oleh lokasi dan kapasitas unit pembangkit. Tujuan penelitian adalah mengembangkan perangkat evaluasi untuk proses mitigasi fuse yang terdampak malkoordinasi akibat penempatan lokasi pembangkit dan level penetrasi pembangkit. Metodologi penelitian dilakukan dengan mengembangkan software menggunakan MATLAB dengan subjek kajian jaringan IEEE Test 34 node. Hasil penelitian menunjukkan bahwa level penetrasi rendah 20% hanya berdampak kecil terhadap koordinasi proteksi dan level penetrasi tinggi hanya mempertahankan tidak terjadi gagal koordinasi pada pemasangan dekat gardu induk.
Copyrights © 2022