Lampuhyang
Vol 13 No 2 (2022)

Bhairawa Tantra Dalam Upacara Penyalonarangan Di Pura Pesamuan Agung Desa Adat Padangbai Kecamatan Manggis Kabupaten Karangasem

Ni Putu Gatriyani (STKIP Agama Hindu Amlapura)



Article Info

Publish Date
17 Jul 2022

Abstract

Tradisi di suatu wilayah merupakan tata cara/pelaksanaan dari turun-temurun sesuai dresta di masyarakat setempat yang berhubungan dengan keyakinan beragama untuk penghormatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta Manifestasinya. Halnya seperti Bhairawa Tantra dalam pelaksanaan Upacara Penyalonarangan di Pura Pasamuhan Agung Desa Adat Padangbai, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem dilaksanakan pada sasih kalima dalam aci kajeng kliwon dipercaya memiliki unsur spiritual melawan kekuatan magis yang bersifat negatif dan memberikan spirit dalam meningkatkan rasa bhakti.Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut yaitu : (1).Bagaimana prosesi Upacara Penyalonarangan di Pura Pesamuhan Agung Desa Adat Padangbai, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem terkait bhairawa tantra?.(2). Apa Implikasi Upacara Penyalonarangan di Pura Pesamuhan Agung Desa Adat Padangbai, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem?. Tujuan dari penulisan ini adalah: (1). Untuk menganalisis prosesi Upacara Penyalonarangan di Pura Pesamuhan Agung Desa Adat Padangbai, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem terkait bhairawa tantra (2). Untuk menganalisis implikasi dari Upacara Penyalonarangan di Pura Pesamuhan Agung terhadap kehidupan sosial masyarakat di Desa Adat Padangbai, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Landasan Teori dalam penelitian ini menggunakan Teori relegi, Teori Interpretasi dan Teori Fungsional Struktural. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data diperoleh dari hasil wawancara. Prosesi Upacara Penyalonarangan terdiri atas tiga bagian, yakni upacara awal, yaitu diawali dengan prosesi ngadegang Ida Bhatara di Pura Pasamuhan Agung, yang dilaksanakan setiap kajeng dan kliwon pada sasihkalima, melaksanakan pecaruan di catuspata. Upacara inti tapakan-tapakan Ida Bhatara disolahkan berupa rangda, yang diyakini dari wujud Sang Hyang Bhairawi yaitu Durga merupakan sakti dari Dewa Siwa, tantra bhairawa terlihat dimana masyarakat memuja Sakti Siwa yaitu Dewi Durga dalam segala bentuk rupa dan wujud yang menyeramkan seperti : Bhatara Dalem Ped, Bhatara Lingsir, Bhatara Nyeneng, Bhatara Rangda, Bhatara Madu Segara, Rarung, Lenda, Lendi, wok sisya, Jaran guyang dan Jatayu (paksi agung). Ada yang disebut daratan yang merupakan orang kesurupan/ tidak sadarkan diri, diyakini tubuhnya telah dirasuki oleh abdi bhatari Durga, dalam ritualnya ada yang ingin dipersembahkan berupa arak (minuman keras), ada pula yang ingin dipersembahkan berupa ayam mentah yang masih hidup untuk dimakan darahnya. Implikasi Upacara Penyalonarangan di Desa Adat Padangbai adalahKeharmonisan Bhuana Agung dan Bhuana Alit, Penolak Wabah Penyakit,Pelestarian Seni, Adat (tradisi) dan Budaya, dan Penanaman Nilai Tatwa, Etika dan Susila.

Copyrights © 2022






Journal Info

Abbrev

jurnallampuhyang

Publisher

Subject

Other

Description

Jurnal LAMPUHYANG Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Lembaga Penjamin Mutu STKIP Agama Hindu Amlapura. Jurnal LAMPUHYANG terbit dua kali dalam setahun yaitu bulan Januari dan ...