Pandemi Covid-19 melanda dunia, dan Indonesia termasuk di dalamnya. Indonesia berjuang melawan Covid-19 dengan memodifikasi kebijakan karantina wilayah (lockdown) menjadi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang bersifat lokal sesuai tingkat keparahan di wilayah provinsi, kabupaten, atau kota, kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat hingga PPKM Level 3 dan 4. Adanya penutupan kebijakan ini dilakukan untuk mencegah keramaian atau berkumpulnya masyarakat berskala besar dalam satu lingkup tempat. Akibatnya perekonomian melemah karena daya beli konsumen yang menurun. Pusat belanja hypermart pun terkena dampak penurunan pendapatan hingga 50% dirasakan akibat kebijakan-kebijakan dalam memutus rantai penyebaran Covid-19. Pandemi virus Corona (Covid-19) memaksa masyarakat mengurangi aktivitasnya di luar rumah. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk mengurangi penyebaran virus ini. Masyarakat tentu tetap memerlukan berbagai kebutuhan. Untuk memfasilitasi hal tersebut hypermart akhirnya menyediakan layanan belanja secara online. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini hypermart dengan memanfaatkan teknologi digital mencatatkan pertumbuhan penjualan meningkat dua kali lipat melalui platform online di masa pandemi Covid-19, Penjualan online melalui chat di aplikasi WhatsApp, hypermart online via aplikasi dan memudahkan konsumen dengan metode pembayaran yang dapat dilakukan melalui Ovo, Gopay, Kiris (pake scan QR). Strategi pemasaran menggunakan digital marketing selain membantu kebijakan pemerintah untuk memutus penyebaran Covid-19 hypermart menerapkan belanja online ditengah pandemi saat ini untuk menciptakan kemudahan konsumen dalam berbelanja yang dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
Copyrights © 2022