ABSTRACT This research departs from the problem of the lack of research on accounting based on local wisdom compared to modern accounting research. This situation makes local accounting increasingly marginalized and even has the opportunity to disappear and be replaced by modern accounting. This study aims to understand the practice of profit accounting based on Islamic cultural values in Gorontalo. The method used is qualitative with four informants who are fruit traders. The data analysis method used is Miles and Huberman model data analysis. The results show that fruit traders experienced a decline in profits due to the COVID-19 pandemicc. Profits earned from trading fruit are used to meet personal needs and share with people in need in the form of alms. Profit sharing is driven by their awareness of "behind the benefits obtained are the rights of others". In the Islamic culture of Gorontalo, sharing among others is a value that parents (the elders) often convey through the expression (lumadu) “delo tutumulo lambi (like the life of a banana). The meaning of this expression is a statement of life that has benefited many people. Keywords: profit, culture, Gorontalo, Fruit traders ABSTRAK Penelitian ini berangkat dari permasalahan tentang minimnya riset tentang akuntansi berbasis kearifan lokal dibandingkan dengan riset akuntansi modern. Keadaan tersebut menjadikan akuntansi kedaerahan semakin terpinggirkan bahkan berpeluang hilang dan digantikan oleh akuntansi modern. Penelitian ini bertujuan untuk memahami praktik akuntansi keuntungan berbasis nilai budaya Islam Gorontalo. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan informan yang berjumlah empat orang pedagang buah. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data model Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para pedagang buah mengalami penurunan keuntungan akibat pandemic covid 19. Keuntungan yang diperoleh dari berdagang buah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan berbagi pada orang-orang yang membutuhkan dalam bentuk sedekah. Berbagi keuntungan digerakkan oleh kesadaran mereka tentang “dibalik keuntungan yang didapatkan terdapat hak orang lainâ€. Dalam kebudayaan Islam Gorontalo, berbagi diantara sesama merupakan sebuah nilai yang orang tua (tua-tua) sering sampaikan melalui ungkapan (lumadu) “delo tutumulo lambi (seperti kehidupan pisang). Makna ungkapan ini adalah pernyataan kehidupan yang telah memberikan manfaat kepada orang banyak. Kata-kata kunci: keuntungan, budaya, Gorontalo, Pedagang buah
Copyrights © 2022