Abstrak: Pencemaran udara merupakan salah satu permasalahan kota metropolitan seperti DKI Jakarta. Pemantauan kualitas udara DKI Jakarta sepanjang tahun 2018 - 2019 oleh AirVisual dengan parameter kritis PM2,5 menunjukkan kondisi tidak sehat. Debu partikulat berukuran lebih kecil 2,5 mikron (PM2,5) sebagai salah satu polutan dari emisi yang dapat masuk dan menembus sistem saluran pernapasan manusia dan terikat darah melalui pertukaran gas pada alveolus paru sehingga dapat menyebabkan deposit pada alveolus dan mengakibatkan kerusakan sel. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis risiko kesehatan pada pedagang kaki lima karena adanya PM2,5 pada kondisi realtime. Penelitian ini merupakan sebuah observasi dengan menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan. Pengukuran berat badan, waktu pajanan harian, frekuensi pajanan dan lama pajanan diukur dari 60 pedagang kaki lima berjenis kelamin pria yang bekerja di bawah Flyover Pasar Pagi Asemka Jakarta Barat. Pasar Pagi Asemka Jakarta Barat merupakan sebuah area perdagangan yang berdekatan dengan jalan yang ramai. Konsentrasi polutan PM2,5 di udara ambien diperoleh dari data pemantauan AirVisual di Mangga Besar yang berlangsung selama 24 jam selama 7 hari. Estimasi risiko kesehatan dinyatakan dalam Risk Quotient (RQ) berdasarkan intake risk agent dan dosis referensinya (RfC). Pemantauan konsentrasi PM2,5 sebesar 35,1 µg/Nm3 pada kondisi minimum, 116 µg/Nm3 pada kondisi maksimum, dan dengan rata-rata 56,71 µg/Nm3. Hasil penelitian menunjukkan RQ<1 dalam pajanan realtime dapat diterima. Namun harus diwaspadai adanya perubahan iklim, kondisi alam dan peningkatan aktivitas lalulintas. Oleh karena itu upaya pemantauan, pengawasan, maupun pembinaan oleh pihak pemerintah akan sangat dibutuhkan untuk meminimalisir adanya gangguan kesehatan serta menanam pohon-pohon yang dapat menyerap polutan udara di sekitar jalan raya. Kata kunci: polusi udara; efek kesehatan; Asemka; pedagang; PM2,5 Abstract: Air pollution is one of the problems of metropolitan cities like DKI Jakarta. During 2018-2019, air quality monitoring of DKI Jakarta by AirVisual with critical parameters PM2.5 showed an unhealthy condition. Particulate matter sized less than 2.5 microns (PM2.5) as one of the pollutants from emissions could enter and penetrate the human respiratory system and bound to blood by the gas exchange, caused deposits in the pulmonary alveoli and cell damage. The purpose of this study was to analyze the health risks of street vendors due to the presence of PM2.5 in real-time conditions. This research was an observation using the Health Risk Analysis method. Researchers collected data by measuring body weight, daily exposure time, frequency of exposure and duration of exposure of 60 male street vendors who worked under the Pasar Pagi Asemka Flyover in West Jakarta. Pasar Pagi Asemka is a trading area located near a busy road. PM2.5 concentrations in ambient air were obtained from AirVisual monitoring data in Mangga Besar, which lasts 24 hours for seven days. Health risk estimation was stated in Risk Quotient (RQ) based on the intake of risk agent and the reference dose (RfC). PM2.5 concentration monitoring showed 35.1 µg/m3 at minimum conditions and 116 µg/m3 at maximum conditions with an average of 56.71 µg/m3. The results showed that RQ<1 in real-time exposure was acceptable. However, we must be aware of climate change, natural conditions and increased traffic activity. Therefore, efforts to monitor, supervise, and provide guidance by the government will be urgently needed to minimize health problems and to plant trees that can absorb air pollutants around the highway. Keywords: air pollution; health effect; Asemka; street vendors; PM2.5
Copyrights © 2020