Toilet training adalah latihan menggunakan toilet, dengan mengajarkan latihan bisa menunjang kemandirian, sehingga terhindar dari sifat ketergantungan pada orang lain. kemampuan kemandirian anak tunagrahita pada umumnya dibawah rata-rata anak normal. Didapatkan data anak tunagrahita dalam tingkatan ringan dan sedang di SLB C Autis Negeri Tuban dalam kemandirian toilet training sebanyak 60% masih mengompol. Penelitian ini bertujuan menggambarakan faktor yang mempengaruhi kemandirian toilet training penyandang tunagrahita di SLB C Autis Negeri Tuban. Desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh orang tua yang memiliki anak tunagrahita sebanyak 120 orang, sampel sebesar 92 orang. Teknik pengambilan sampel nonprobability sampling yaitu purposive sampling. Variabel penelitiannya faktor keturunan, proses pendidikan, pola asuh, lingkungan sosial masyarakat, motivasi orang tua, kesiapan secara intelektual, fisik, dan psikologis. Pengolahan data, setelah data terkumpul kemudian diolah dan ditabulasikan. Hasil penelitian sebagian besar faktor keturunan tidak mempengaruhi sebanyak 65 siswa (71%), hampir seluruhnya faktor proses pendidikan berpengaruh baik sebanyak 79 siswa (86%), hampir seluruhnya faktor pola asuh berpengaruh baik sebanyak 79 siswa (86%), hampir seluruhnya faktor lingkungan sosial masyarakat berpengaruh sebanyak 75 siswa (82%), hampir seluruhnya faktor motivasi orang tua berpengaruh baik sebanyak 80 siswa (87%), faktor kesiapan anak sebagian besar secara intelektual berpengaruh sebanyak 66 siswa (72%), hampir seluruhnya secara fisik berpengaruh sebanyak 79 siswa (86%), dan hampir seluruhnya secara psikologis berpengaruh sebanyak 73 siswa (79%). Kerjasama orang tua dan pembimbing diperlukan dalam melatih kemandirian anak untuk toilet training, dengan semakin dilatih kemandiriannya sifat ketergantungan kepada orang lain berkurang, anak lebih percaya diri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Copyrights © 2022