Kawasan strategis Kota Bogor sebagian besar berada di wilayah Kecamatan Bogor Tengah.  Kota Bogor juga dilewati oleh dua DAS besar yakni Cisadane dan Ciliwung yang dipadati oleh permukiman. Secara litologi daerah ini dibentuk oleh produk hasil letusan gunung api yang bersifat kompak namun pada permukaan lebih sering ditemui pelapukan, sehingga dapat memicu gerakan tanah/longsor apalagi kondisi curah hujan tinggi atau pada kemiringan lereng yang terjal. Data kejadian longsor di Bogor Tengah menunjukkan meningkat 2 kali lipat selama 2 tahun (2016-2017), maka perlu upaya mitigasi bencana melalui pemetaan tanah longsor.  Tujuan penelitian ini adalah membuat peta rawan longsor dan peta kesesuaian pemanfaatan ruang di Bogor Tengah. Metode yang digunakan adalah pemetaan geologi dan analisis spasial  kesesuaian pemanfaatan ruang dengan Pola Ruang. Berdasarkan hasil penelitian, jumlah longsoran yakni sebanyak 8 titik yang tersebar di 3 kelurahan di wilayah kemiringan lereng landai-terjal. Setelah diteliti, parameter dominan penyebab longsoran di Kecamatan Bogor Tengah adalah kemiringan lereng, sifat tanah, dan muka air tanah. Adapun faktor pemicu longsoran di Kec. Bogor Tengah adalah curah hujan dan tutupan lahan pemukiman/sarana umum yang berada di sempadan lereng terjal. Dalam Pola ruang Kota Bogor ada yang tidak sesuai karena longsor sebesar 7,16% dan akibat banjir sebesar 5,72%, namun sebesar 87,12% masih sesuai dengan polar uang. Maka dari itu perlu penyesuaian pola ruang pada kedua Kawasan tersebut dengan membuat buffering dari zona longsoran ataupun lereng terjal. Kata Kunci : Bencana, Mitigasi Bencana, Pemetaan, Tanah Longsor
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2022