Pandemi Covid 19 menyebabkan pembelajaran harus dilakukan secara daring. Pembelajaran daring memiliki karakteristiks yang berbeda dengan pembelajaran tatap muka. Selain itu, pembelajaran daring adalah hal yang baru dalam dunia pendidikan di Indonesia. Studi kasus ini bertujuan untuk mendeskripsikan problematika pembelajaran daring di SMAN 6 Denpasar. Subjek penelitian ini adalah 15 guru mata pelajaran dan 30 siswa. Guru yang terlibat terdiri dari guru Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Fisika, Biologi, Kimia, Ekonomi dan Gegrafi. Sedangkan siswa tersebar dari kelas X, XI dan XII. Data penelitian dikumpulkan dengan wawancara dan penyebaran kuesioner. Instrumen yang digunakan adalah panduan wawancara terstruktur dan lembar kuesioner. Analisis data menggunakan data reduction, data display, conclusion drawing/verification, analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah terdapat lima problematika pembelajaran daring yang bersumber pada guru, yaitu kurangnya pengetahuan guru tentang pembelajaran daring, kurangnya literatur yang dijadikan acuan pembelajaran daring, usia guru yang relatif sudah tua, kurang terbiasa menggunakan teknologi digital dalam pembelajaran dan kurangnya kepercayaan guru terhadap kinerja siswa. Di sisi lain, terdapat tujuh problematika pembelajaran daring yang bersumber pada siswa meliputi sinyal internet yang tidak stbail, siswa yang kurang termotivasi belajar, kurangnya disiplin siswa mengikuti pembelajaran, stigma bahwa pembelajaran daring hanya formalitas, biaya pembelajaran daring, saling mencontek tugas-tugas dan kurangnya kreativitas siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
Copyrights © 2022