Diabetes melitus adalah peningkatan kadar glukosa darah karena ketidakmampuan pankreas untuk menghasilkan insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Saat ini masyarakat lebih memilih pengobatan alternatif menggunakan obat herbal karena memiliki efek samping yang sedikit, mudah dijangkau baik dari segi harga maupun ketersediaanya. Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) merupakan obat tradisional yang banyak digunakan masyarakat Indonesia sebagai penurun glukosa darah karena memiliki kandungan berupa andrographolide dan flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya efek antidiabetes ekstrak herba daun sambiloto pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan diabetes. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Pretest-Posttest Control Group Design. Bahan yang digunakan adalah ekstrak daun sambiloto. Subjek sebanyak 25 ekor tikus dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu K1(Na-CMC 0,5%), K2 (metformin 45 mg/kgBB), K3 (ekstrak 100 mg/kgBB), K4 (ekstrak 200 mg/kgBB), dan K5 (ekstrak 400 mg/kgBB). Uji One Way Annova menunjukkan terdapat perbedaan signifikan pada kelima kelompok perlakuan dengan nilai p=0,000 (p<0,05). Uji post hoc LSD menunjukkan perbedaan signifikan antara K3 terhadap K1, K2, K5 dan berbeda tidak signifikan terhadap K4. Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak daun sambiloto (Andrographis panicula) 400 mg/kgBB dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus (Rattus norvegicus) jantan secara signifikan.
Copyrights © 2022